Wabah virus corona atau Covid-19 membuat orang gelap mata. Apalagi banyak yang diputus kerja secara tiba-tiba. Seperti Oma (30), salah satu korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) yang nekat mengembat tabung gas milik warga. Demi kebutuhan keluarga, ia nekat mencuri hingga habis dihajar massa. WARGA Desa Sukaharja, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, itu nekat mencuri tabung gas di sebuah warung kelontong. Sebelumnya, Oma merupakan karyawan di salah satu pabrik sandal. Namun sejak kena PHK, ia terpaksa mencuri lantaran tak punya uang untuk menutupi kebutuhan hidupnya. Namun, aksinya keburu digagalkan warga lantaran jeritan korban mengundang perhatian. Oma pun tepergok saat sedang mengambil tabung gas hingga membuatnya tak bisa melarikan diri. Oma terkepung hingga habis dihajar massa. Pelaku langsung dibawa ke Polsek Tamansari beserta barang bukti. Oma yang diketahui sehari-hari sebagai pekerja pabrik itu mengaku perbuatannya itu terpaksa lantaran tidak memiliki uang untuk makan istri dan anaknya. ”Sebenarnya saya nggak mau (nyuri, red) tapi kasihan sama anak-istri belum makan. Anak ada empat,” katanya. Sebelum mencuri, Oma mengaku sempat bertengkar hebat dengan istrinya dan diusir dari rumah pada Jumat (17/4). Tak tahan dengan ocehan istri dan tangisan sang anak, membuatnya putus asa. Lebih-lebih tempat kerjanya sudah gulung tikar akibat dampak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) terkait virus corona atau Covid-19. ”Awalnya bertengkar sama istri gara-gara disuruh cari uang. Kalau nggak, pulangnya dimarahin terus. Akhirnya terpaksa ngambil. Tapi saya sempat ragu juga waktu itu. Ngambil nggak, ngambil nggak. Akhirnya ngambil dan ini baru pertama kali,” ungkapnya. ”Tiga minggu nggak kerja, pabrik tutup karena virus (corona, red) itu jadi terpaksa (mencuri, red) juga. Dan tabung gas sudah dibalikin lagi. Saya sempat lari waktu itu. Karena terpojok, akhirnya ditangkap dan dipukulin massa,” imbuhnya. Oma mengaku sampai hari ini tidak berani pulang menemui istri dan empat anaknya di Kecamatan Tamansari karena belum memiliki uang. Ia pun terpaksa harus tinggal bersama orang tuanya di Kecamatan Cijeruk. Kapolsek Tamansari Ipda Kusnadi membenarkan adanya peristiwa tersebut yang terjadi di Kampung Cimanglid, RT 04/01, Desa Sukamantri, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor. Kusnadi mengatakan, pria tersebut tinggal bersama istri dan empat anaknya. Kesulitan ekonomi dan kebutuhan hidup memaksanya untuk pertama kali mencuri. Awalnya, lanjut Kusnadi, polsek mendapat laporan pencurian, yang kemudian memerintahkan mengecek kediaman pria tersebut dan mencari tahu kondisi sebenarnya. Setelah diperiksa, keterangan pria tersebut ternyata benar adanya hingga akhirnya polisi memanggil kedua orang tua pelaku. ”Iya benar (pencurian, red), tapi itu sudah diserahkan ke keluarganya. Latar belakang kasus ini setelah kita periksa, si pelaku lapar setelah di-PHK karena corona dan bingung mau cari makan ke mana,”bebernya. Namun saat tertangkap dan ketahuan mencuri, pria tersebut dimaafkan korban dan bahkan diberi bantuan. Ia menyebut korban atas nama Kokom merasa iba melihat seorang ayah yang mencuri karena lapar. Bahkan, ia tak tega memperkarakan ke pihak kepolisian. ”Secara persuasif kita panggil keluarganya, karena pelaku ini kan baru di-PHK juga. Jadi akhirnya ada kesepakatan antara korban dan pelaku ini. Korban (Kokom, red) bahkan ngasih sembako karena merasa iba melihat pelaku ini di-PHK. Jadi nggak diperpanjang lagi kasusnya dan sudah selesai. Pelaku juga sudah aman di rumah ibunya,” bebernya. Tak hanya Oma. Di Medan, ada pula seorang kepala keluarga yang nekat mencuri beras seberat 5 kg. Atek mengaku mencuri karena sudah tak bisa menahan lapar. Bekerja sebagai tukang bubut, ia tak lagi memiliki penghasilan akibat pekerjaan yang sepi sejak virus corona merebak. ”Dia sudah sangat lapar sekali, berhubung apa pun sudah tidak ada yang bisa dimasak untuk dimakan,” ungkap Kapolsek Medan Baru Kompol Martuasah Tobing. Ia juga menyebut istri serta tiga anak Atek sudah pergi ke rumah orang tua istrinya karena kelaparan. Atek disebut mengaku tak punya uang lagi untuk makan. Bukan cuma pekerja yang dibuat pusing. Kalangan pengusaha juga harus memutar otak dalam menghadapi ekonomi sulit di tengah pandemi ini. Wakil Ketua Kadin Kota Bogor Bidang Konstruksi Agus Lukman mengatakan, dengan munculnya bencana nasional ini, pihaknya terpaksa menelan pil pahit. Itu terkait penghentian pengadaan barang dan jasa karena kebijakan pemerintah, yang ditujukan kepadaOrganisasi Perangkat Daerah (OPD), dengan ditandatangani Sekda Kota Bogor Ade Sarip Hidayat. “Untuk pekerjaan yang sudah lelang pun, dari tujuh paket hampir setengahnya dibatalkan. Kemudian yang telah dikerjakan tidak bisa dibayarkan karena uangnya tidak ada. Jelas ini membingungkan atau membuat galau kami sebagai pelaku usaha,” ungkapnya. Satgas Kadin Tumpal Panjaitan menilai sebaiknya pemkot tidak menghilangkan sama sekali paket proyek yang sudah direncanakan. Bisa saja ribuan pekerjaan yang sifatnya Penunjukan Langsung (PL) masih bisa dikerjakan. Konkretnya, sambung Tumpal, pekerjaan itu bisa dilakukan secara padat karya, dengan melibatkan warga Kota Bogor dalam menyelesaikan proyek-proyeknya. Atau langkah lainnya, semua pekerjaan menjadi pekerjaan multi years. ”Kita memang belum tahu kapan wabah ini selesai. Sehingga alangkah baiknya semua paket bisa dikerjakan secara multi years. Jika dalam satu proyek biasa mempekerjakan sepuluh orang, lalu ada 3.000 proyek kecil, kan bisa menampung 30.000 tenaga kerja. Namun kalau sampai nanti tidak ada proyek, ya mereka terancam kena PHK dan tidak memiliki pekerjaan,” tandasnya. (dil/c/feb/run)