METROPOLITAN - Setelah beredarnya informasi terkait adanya dugaan pungutan liar (pungli) kepada warga yang dilakukan oknum RT dan RW di Kelurahan Tanah Baru, Kecamatan Bogor Utara, rumah salah seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bogor diontrog warga. Berdasarkan video yang beredar di grup WhatsApp, anggota dewan yang diontrog warga yakni Akhmad Saeful Bakhri. Dalam video berdurasi 3:32 tersebut, tampak adanya cekcok mulut yang nyaris berujung tindakan anarkis. Insiden yang melibatkan puluhan orang itu pun berhasil dilerai sehingga tidak terjadi kontak fisik. Saat dimintai keterangan, pria yang akrab disapa ASB itu membenarkan adanya keributan tersebut. Ia menyebut kejadian itu terjadi sesaat setelah tersebarnya informasi adanya pungli yang dilakukan oknum RT dan RW di Kelurahan Tanah Baru. ASB menjelaskan keributan itu terjadi saat dirinya sedang berbincang santai dengan beberapa warga di teras rumah. Tiba-tiba ada dua sepeda motor berboncengan pria muda dan wanita paruh baya. Saat turun dari motor, sambung ASB, wanita paruh baya itu langsung menghampiri. Wanita itu mengaku bernama Nunung, warga RT 07/04, Kelurahan Tanah Baru. Ia yang ditemani anaknya itu meminta perlindungan kepada ASB karena merasa diintimidasi oknum RT dan RW yang diduga melakukan pungli. ”Oknum RT yang diduga melakukan pungli bersama warga dan saudaranya itu mendatangi rumah Nunung dan menuduh sebagai pembocor informasi pungli,” beber ASB. Setelah mendengar cerita itu, ASB mengaku berjanji kepada Nunung akan melakukan pendampingan dan perlindungan hukum apabila kembali ada intimidasi dan persekusi. ASB melanjutkan, kericuhan pun terjadi saat beberapa orang dengan mengendarai sepeda motor menyusul dan mencari Nunung. ”Kebetulan yang datang itu istri dari ketua RT terduga pungli beserta saudaranya. Anak lelaki Nunung pun tersulut emosi dan tidak terima bila ibunya dituduh seperti itu. Alhamdulillah, setelah tabayun, akhirnya kesalahpahaman ini selesai,” jelas politisi PPP itu. Pada kesempatan itu, ASB mengaku mengingatkan warga untuk menjaga kondusivitas dan saling membantu. Bukan saling iri, dengki dan saling menyalahkan, apalagi sampai berbuat zalim. ”Kita ini sedang mengalami krisis moral dan krisis keteladanan. Saya tidak pernah takut bersuara dan bahagia dengan apa yang saya yakini kebenarannya. Karena kezaliman ini harus dihentikan,” tegasnya. Sebelumnya, Lurah Tanah Baru Dede Sugandi membenarkan adanya pungli yang dilakukan oknum RT dan RW tersebut. ”Iya, sudah saya tegur sejak hari pertama,” katanya kepada Metropolitan. Ia pun mengaku tengah melakukan mediasi dengan warga. Dalam waktu dekat, RT dan RW tersebut pun akan dicopot dari jabatannya. ”Semua kami kembalikan ke warga. Kalau mereka tidak terima ya akan saya copot,” ujarnya. Mendengar adanya pungli di wilayah konstituennya, anggota DPRD Kota Bogor ASB pun geram. Ia menegaskan apa yang dilakukan para pejabat di wilayah itu bukanlah hal yang patut dicontoh. Bahkan, ia tidak segan-segan mengancam melaporkan tindakan pungli itu kepada pihak berwajib. ”Ini adalah tindakan yang sangat tidak terpuji. Bisa dipidanakan ini. Saya akan minta lurah dan camat untuk menyelesaikan masalah ini,” katanya. ASB pun meminta jabatan RT dan RW yang saat ini masih dipegang oknum tersebut sebaiknya dicopot. Sebab, bantuan dari Pemkot Bogor masih akan disalurkan selama tiga bulan ke depan. ”Kalau didiamkan bisa menjadi penyakit masyarakat ini. Bantuan yang seharusnya menolong malah dipotong. Sangat tidak manusiawi,” pungkasnya. (dil/b/mam/run)