Setiap ada kemauan pasti ada jalan. Perumpamaan itu menggambarkan kegigihan Letda CPN (K) Puspita Ladiba. Anak seorang tukang jagung bakar itu mampu menjadi pilot wanita pertama di TNI AD. Kini, perempuan kelahiran Borneo itu menjabat Co Pilot TNI AD. MELALUI wawancara dengan Tim Humas TNI AD, Diba bercerita dulu kerap diragukan asal-usulnya. Baik dari teman seangkatan, pelatih hingga petugas kebersihan di Akmil. Diba sempat dikira berbohong saat menceritakan pekerjaan orang tuanya yang berjualan jagung bakar di pinggir jalan. Banyak yang meragukan seorang anak sopir bisa masuk taruni Akmil. Tetapi Diba tak pernah merasa malu, malah bangga atas perjuangan kedua orang tuanya. Sejak awal langkahnya di dunia militer, Letda Ladiba telah mengukir banyak prestasi. Hingga mendapat ucapan selamat dari Panglima dan Kasad TNI. Diba sendiri resmi diangkat menjadi pilot wanita TNI AD pertama sejak 2019, setelah dirinya lulus dari Akmil. Wanita asal Medan itu direkrut untuk jadi penerbang. Ia mengaku baru tahu bahwa ada korps penerbang di TNI AD. Ladiba begitu bangga menerima kesempatan jadi penerbang wanita pertama. Kini disusul pilot wanita lain bergabung di korps yang sama. Letda Ladiba tergabung dalam Prajurit Terbang wanita atau disebut Srikandi Wira Amur. Belum lama ini, ia merayakan ulang tahunnya ke-25 pada Selasa, 5 Mei. Wanita kelahiran Borneo itu telah berhasil membalikkan keadaan keluarga. Setelah lulus dari akademi militer, direkrut jadi pilot dan dilantik saat masih berusia 24 tahun. Sudah terhitung dua tahun Ladiba berada di korps penerbang TNI AD. Ia bertanggung jawab dalam mempersiapkan segala hal sebelum terbang, seperti mengecek mesin dan briefing ke rekan satu tim. Meski begitu, setiap Ladiba ada jadwal libur pasti disempatkan untuk pulang ke Medan. Mengisi waktu luang di rumah, dengan membantu ibundanya mengangkat dan menjual jagung bakar. (mer/rez/run)