berita-utama

Jadi Jubir Covid-19, Ingat Kembali Wejangan Ibunda

Rabu, 10 Juni 2020 | 09:42 WIB

Nama dr Reisa Broto Asmoro mendadak ramai diperbincangkan publik. Bukan karena parasnya yang cantik, melainkan kemunculannya sebagai juru bicara (jubir) pemerintah untuk Covid-19 menuai beragam reaksi publik. Ya, mantan Puteri Indonesia itu resmi tergabung dalam Tim Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Covid-19. Reisa bertugas di Tim Komu­nikasi Publik Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanga­nan Covid-19. Ia bertugas mem­bantu Yuri untuk mengedu­kasi masyarakat lebih dalam mengenai cara pencegahan Covid-19. Mulai dari tetap di­siplin menggunakan masker, menjaga jarak fisik, mencuci tangan hingga tidak berkumpul. Achmad Yurianto yang juga jubir pemerintah untuk Co­vid-19 itu pun membenarkan kabar bergabungnya Reisa Broto Asmoro. Ia mengatakan bahwa Reisa Broto Asmoro kini telah bergabung dalam tim komunikasi publik Gugur Tugas Covid-19. ”Tadi sudah saya kenalkan sebagai ang­gota Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Pusat,” kata Ach­mad Yurianto. Bergabungnya Reisa Broto Asmoro itu mendapat tang­gapan positif dari publik. Hal itu terbukti setelah tagar Dok­ter Reisa masuk salah satu daftar trending topik di Twit­ter. Warganet berharap ber­gabungnya Reisa Broto As­moro dapat membuat masy­arakat sadar akan imbauan yang disampaikan pemerin­tah. Terlebih sosok Reisa Broto Asmoro sudah cukup dikenal lantaran kerap wara-wiri di televisi. Menyadari kehadirannya berhasil mencuri perhatian warganet, dr Reisa pun mem­bagikan sebuah kisah inspi­ratif pada unggahan terbaru di Instagram-nya. Ia mence­ritakan secara gamblang pe­ran sang ibunda tercinta da­lam menunjang kariernya sebagai dokter. ”Banyak hal yang telah dia­jarkan oleh ibu saya. Salah satu pelajaran terpenting yang selalu saya ingat adalah we­jangan beliau ketika saya lu­lus sekolah kedokteran,” tulis Reisa membuka cerita. Lebih lanjut Reisa menje­laskan kala itu ia dihadapkan dengan sebuah kenyataan bahwa menjadi dokter tidak seperti yang ia bayangkan ketika masih sekolah. Namun berkat wejangan ibunyalah Reisa mampu bertahan dalam menghadapi semua rintangan. ”Beliau berkata bahwa sebaik-baiknya pekerjaan kita adalah yang bermanfaat bagi orang lain, bagi orang banyak. Jadi saya harus banyak-banyak bersyukur karena Tuhan telah memberikan saya kesempatan untuk menjadi seorang Reisa pada saat itu. Wejangan itu selalu saya jadikan pedoman dalam perjalanan hidup saya,” ungkapnya. Reisa menambahkan, sema­lam ia juga sempat melihat kembali curahan hati yang pernah ia tumpahkan pada 2014 lalu. Ia pun mengaku masih merasakan hal yang sama persis sampai sekarang. ”Rasanya diingatkan kem­bali betapa kita harus ber­syukur dengan semua yang Tuhan telah berikan kepada kita. Terus semangat dan selalu mengucap syukur un­tuk perjalanan hidup menu­ju perubahan hidup yang makin amanah, yang lebih baik lagi untuk kemanusiaan, untuk negara, untuk semesta. Karena sekali lagi, sebaik2nya manusia adalah yang paling dapat bermanfaat bagi orang lain,” tutur Reisa. (tib/okz/rez/run)

Tags

Terkini