Nama dr Reisa Broto Asmoro mendadak ramai diperbincangkan publik. Bukan karena parasnya yang cantik, melainkan kemunculannya sebagai juru bicara (jubir) pemerintah untuk Covid-19 menuai beragam reaksi publik. Ya, mantan Puteri Indonesia itu resmi tergabung dalam Tim Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Covid-19. Reisa bertugas di Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Nasional Percepatan Penanganan Covid-19. Ia bertugas membantu Yuri untuk mengedukasi masyarakat lebih dalam mengenai cara pencegahan Covid-19. Mulai dari tetap disiplin menggunakan masker, menjaga jarak fisik, mencuci tangan hingga tidak berkumpul. Achmad Yurianto yang juga jubir pemerintah untuk Covid-19 itu pun membenarkan kabar bergabungnya Reisa Broto Asmoro. Ia mengatakan bahwa Reisa Broto Asmoro kini telah bergabung dalam tim komunikasi publik Gugur Tugas Covid-19. ”Tadi sudah saya kenalkan sebagai anggota Tim Komunikasi Publik Gugus Tugas Pusat,” kata Achmad Yurianto. Bergabungnya Reisa Broto Asmoro itu mendapat tanggapan positif dari publik. Hal itu terbukti setelah tagar Dokter Reisa masuk salah satu daftar trending topik di Twitter. Warganet berharap bergabungnya Reisa Broto Asmoro dapat membuat masyarakat sadar akan imbauan yang disampaikan pemerintah. Terlebih sosok Reisa Broto Asmoro sudah cukup dikenal lantaran kerap wara-wiri di televisi. Menyadari kehadirannya berhasil mencuri perhatian warganet, dr Reisa pun membagikan sebuah kisah inspiratif pada unggahan terbaru di Instagram-nya. Ia menceritakan secara gamblang peran sang ibunda tercinta dalam menunjang kariernya sebagai dokter. ”Banyak hal yang telah diajarkan oleh ibu saya. Salah satu pelajaran terpenting yang selalu saya ingat adalah wejangan beliau ketika saya lulus sekolah kedokteran,” tulis Reisa membuka cerita. Lebih lanjut Reisa menjelaskan kala itu ia dihadapkan dengan sebuah kenyataan bahwa menjadi dokter tidak seperti yang ia bayangkan ketika masih sekolah. Namun berkat wejangan ibunyalah Reisa mampu bertahan dalam menghadapi semua rintangan. ”Beliau berkata bahwa sebaik-baiknya pekerjaan kita adalah yang bermanfaat bagi orang lain, bagi orang banyak. Jadi saya harus banyak-banyak bersyukur karena Tuhan telah memberikan saya kesempatan untuk menjadi seorang Reisa pada saat itu. Wejangan itu selalu saya jadikan pedoman dalam perjalanan hidup saya,” ungkapnya. Reisa menambahkan, semalam ia juga sempat melihat kembali curahan hati yang pernah ia tumpahkan pada 2014 lalu. Ia pun mengaku masih merasakan hal yang sama persis sampai sekarang. ”Rasanya diingatkan kembali betapa kita harus bersyukur dengan semua yang Tuhan telah berikan kepada kita. Terus semangat dan selalu mengucap syukur untuk perjalanan hidup menuju perubahan hidup yang makin amanah, yang lebih baik lagi untuk kemanusiaan, untuk negara, untuk semesta. Karena sekali lagi, sebaik2nya manusia adalah yang paling dapat bermanfaat bagi orang lain,” tutur Reisa. (tib/okz/rez/run)