METROPOLITAN - Di balik meroketnya penambahan pasien positif corona di Indonesia, ada fakta mengejutkan datang dari klaster penyebaran Covid-19 di Pasar Cileungsi. Jumlah pasien positif bertambah enam kasus per Selasa (9/6). Artinya, total ada 25 orang yang dinyatakan positif dari klaster Pasar Cileungsi. Sebelumnya, klaster positif Covid-19 di Pasar Cileungsi berjumlah 19 orang pada Senin (8/6). Namun, terhitung Selasa (9/6), jumlah pasien positif bertambah delapan orang, dengan enam di antaranya berasal dari klaster Pasar Cileungsi. ”Hari ini ada delapan tambahan kasus baru, enam di antaranya dari klaster Pasar Cileungsi. Artinya, jumlah pasien positif Covid-19 dari klaster Pasar Cileungsi bertambah menjadi 25 orang,” kata Juru Bicara Covid-19 Kabupaten Bogor, Syarifah Sopiah. Menanggapi hal itu, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor Agus Salim menilai tingginya angka klaster Pasar Cileungsi tentu perlu menjadi catatan dan perhatian serius Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor. Pasalnya, bukan tidak mungkin hal serupa seperti di Pasar Cileungsi terjadi di pasar-pasar lain. ”Pemerintah harus meningkatkan kemampuan tracking, clustering dan isolasi. Ketika ceroboh tentu ini bisa fatal. Kami mendorong pemkab harus lebih serius lagi, karena apa yang terjadi di Pasar Cileungsi kemungkinan juga bisa terjadi di pasar lainnya,” katanya kepada Metropolitan, kemarin. Ia juga meminta Pemkab Bogor terus melakukan edukasi kepada masyarakat. ”Edukasi jangan lengah. Pengawasan jangan longgar. Karena saya melihat kondisi di lapangan ini sudah mulai longgar,” ucapnya. “Masyarakat melihat ketika petugas melonggarkan, dia mengira bahwa PSBB sudah selesai. Padahal PSBB Proporsional aslinya bukan bebas. Ini masa transisi. Kita harus bisa belajar dari klaster Pasar Cileungsi,” sambungnya. Politisi PKS itu juga meminta Pemkab Bogor menutup Pasar Cileungsi untuk sementara waktu sambil melakukan tracking penyebaran di internal pedagang. ”Sebaiknya Pasar Cileungsi dihentikan dulu. Saat dihentikan, pemkab lakukan tracking penyebaran. Karena kalau pedagang positif, kemungkinan akan menular kepada pengunjung pasar. Bahaya ini kalau dibiarkan seperti ini,” ujarnya. Ia juga meminta pasar tradisional mesti menerapkan protokol kesehatan penanganan Covid-19 secara ketat. ”Semuanya mesti dihentikan dulu. Sebelum clustering dan tracking dilakukan dan dipastikan semua pedagang aman, pasar tradisional jangan dulu beroperasi. Jangan sampai mengorbankan keselamatan demi mengedepankan pendapatan,” tutupnya. (ogi/c/rez/run)