berita-utama

Klaster Pasar Cileungsi Tembus 25 Kasus

Rabu, 10 Juni 2020 | 09:55 WIB

METROPOLITAN - Di balik meroketnya penambahan pasien positif corona di Indonesia, ada fakta mengejutkan datang dari klaster penyebaran Covid-19 di Pasar Cileungsi. Jumlah pasien positif bertambah enam kasus per Selasa (9/6). Artinya, total ada 25 orang yang dinyatakan positif dari klaster Pasar Cileungsi. Sebelumnya, klaster positif Covid-19 di Pasar Cileungsi berjumlah 19 orang pada Senin (8/6). Namun, terhitung Selasa (9/6), jumlah pasien positif bertambah delapan orang, dengan enam di antaranya berasal dari klaster Pasar Cileungsi. ”Hari ini ada delapan tambahan kasus baru, enam di antara­nya dari klaster Pasar Cileungsi. Artinya, jumlah pasien positif Covid-19 dari klaster Pasar Cileungsi bertambah menjadi 25 orang,” kata Juru Bi­cara Covid-19 Kabupaten Bogor, Syarifah Sopiah.­ Menanggapi hal itu, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bogor Agus Salim menilai tingginya angka klaster Pasar Cileungsi tentu perlu menjadi catatan dan perhatian serius Pemerin­tah Kabupaten (Pemkab) Bo­gor. Pasalnya, bukan tidak mungkin hal serupa seperti di Pasar Cileungsi terjadi di pasar-pasar lain. ”Pemerintah harus mening­katkan kemampuan tracking, clustering dan isolasi. Ketika ceroboh tentu ini bisa fatal. Kami mendorong pemkab ha­rus lebih serius lagi, karena apa yang terjadi di Pasar Cileungsi kemungkinan juga bisa terjadi di pasar lainnya,” katanya ke­pada Metropolitan, kemarin. Ia juga meminta Pemkab Bogor terus melakukan edu­kasi kepada masyarakat. ”Edu­kasi jangan lengah. Pengawa­san jangan longgar. Karena saya melihat kondisi di la­pangan ini sudah mulai long­gar,” ucapnya. “Masyarakat melihat ketika petugas me­longgarkan, dia mengira ba­hwa PSBB sudah selesai. Pa­dahal PSBB Proporsional aslinya bukan bebas. Ini masa transisi. Kita harus bisa belajar dari klaster Pasar Ci­leungsi,” sambungnya. Politisi PKS itu juga me­minta Pemkab Bogor menutup Pasar Cileungsi untuk semen­tara waktu sambil melakukan tracking penyebaran di inter­nal pedagang. ”Sebaiknya Pasar Cileungsi dihentikan dulu. Saat dihentikan, pemkab lakukan tracking penyebaran. Karena kalau pedagang po­sitif, kemungkinan akan me­nular kepada pengunjung pasar. Bahaya ini kalau dibi­arkan seperti ini,” ujarnya. Ia juga meminta pasar tra­disional mesti menerapkan protokol kesehatan penanga­nan Covid-19 secara ketat. ”Semuanya mesti dihentikan dulu. Sebelum clustering dan tracking dilakukan dan dip­astikan semua pedagang aman, pasar tradisional jangan dulu beroperasi. Jangan sampai mengorbankan keselamatan demi mengedepankan penda­patan,” tutupnya. (ogi/c/rez/run)

Tags

Terkini