berita-utama

Dari Iseng, Andhika Jadi Pembicara saat Wisuda

Rabu, 24 Juni 2020 | 09:21 WIB

Nama Andhika Putra Sudarman belakangan banyak diperbincangkan karena prestasi yang diraihnya. Andhika berhasil mengharumkan nama Indonesia dengan menjadi satu-satunya orang Indonesia yang berpidato pada wisuda kelulusan di Harvard Law School. BERASAL dari Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Andhika mampu masuk kategori ‘Har­vard Law School’s Class Marshal’ dan lulus dengan penghargaan ‘Harvard Law School’s Dean’s Award’. “Prestasi ini tentu bukan hanya merupakan kebaha­giaan bagi diri sendiri, tetapi juga kebanggaan bagi kelu­arga dan Indonesia,” ungkap Andhika, yang kini sah bergelar Master of Laws (LL.M). Upacara kelulusan program S-2 Andhika di Harvard Law School dilakukan secara daring (online) lantaran masih ma­sa pandemi Covid-19. Namun, hal itu tidak melunturkan rasa bangganya untuk tetap berpidato pada hari wisuda­nya tersebut. “Saya shooting pidatonya di dekat perpustakaan. Senang mengetahui orang tua dan keluarga saya di Tanjungpinang bahagia melihat saya berpi­dato di acara kelulusan itu walau mereka tidak bisa pergi ke AS karena kondisi pandemi saat ini,” ungkap Andhika, yang telah kembali ke Tanah Air awal Juni lalu. Pencapaian tersebut me­nambah daftar prestasi yang pernah diraih Andhika. Se­belumnya di tahun 2011, lu­lusan SMA Negeri 1 Tanjung­pinang ini juga masuk Fakul­tas Hukum Universitas Indo­nesia melalui Ujian Tertulis. Saat kuliah di UI, ia pernah menyandang predikat Juara 1 Mapres (Mahasiswa Ber­prestasi) Tingkat Nasional Tahun 2014. “Saya cukup beruntung ka­rena sudah banyak senior sebelum saya yang memba­gikan pengalaman mereka, sehingga saya pun bisa me­maksimalkan waktu saya di sini. Saya juga di sini berkat LPDP, pajak masyarakat In­donesia. Kalau saya tidak benar-benar memanfaatkan­nya, saya merasa bersalah pada rakyat-rakyat yang mau makan saja susah,” jelas And­hika. Perjuangan Andhika untuk dapat masuk Harvard Law School yang telah berdiri se­jak tahun 1817 silam ini nya­tanya tidak mudah. Sejumlah keterbatasan dan tantangan juga pernah dilalui Andhika. “Dulu saya pergi ke Jakarta untuk kost sendiri, bimbel 3 bulan berharap bisa diterima di UI. Siapa sangka, perjuang­anku mengantarkan saya tidak hanya kepada UI, tetapi juga ke Harvard,” ujarnya. Sejak awal kuliah di Harvard, Andhika sudah terpilih untuk menjadi ‘Class Marshal’ di angkatannya. Kala itu hanya terdapat enam orang Class Marshal (perwakilan kelas yang dipilih melalui seleksi) yang mewakili sekitar 800 orang. Biasanya yang dapat terpilih hanya orang Amerika dan Amerika Latin. “Jujur, awalnya hanya ber­canda untuk hendak ikut pe­milihan karena mengetahui tingkat kesulitannya. Kan ini pemilihannya berdasarkan seleksi, jadi saya yang meru­pakan satu-satunya orang Indonesia sudah pasti memi­liki peluang yang rendah,” ungkapnya. (pk/rez/run)

Tags

Terkini