METROPOLITAN - Kasus penyebaran virus corona di Kota Bogor terbilang cukup mengkhawatirkan. Baru-baru ini virus asal Wuhan tersebut menginfeksi dua balita dan enam Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkup Inspektorat Kota Bogor. Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor Sri Nowo Retno membenarkan bahwa dua balita itu berada dalam satu keluarga yang berdomisili di Kelurahan Gunungbatu, Kecamatan Bogor Barat. Keduanya positif dari penularan Covid-19 klaster keluarga. “Iya, mereka satu keluarga. Satu laki-laki usia satu tahun dan perempuan usia dua tahun. Kemudian satu orang yang masih keluarganya juga positif, yakni perempuan berusia 36 tahun. Terpapar dari mananya, masih ditelusuri,” kata Retno. Menurutnya, dengan adanya tambahan ini menambah banyak jumlah klaster keluarga di Kota Bogor. Tercatat, hingga Minggu (23/8), ada 43 klaster keluarga aktif di Kota Bogor, dengan total 157 orang asal Kota Bogor dinyatakan positif. ”Sekarang ada 43 klaster keluarga, dengan total terkonfirmasi positif sebanyak 157 orang ber-KTP Kota Bogor dan sembilan orang ber-KTP Kabupaten Bogor,” ujarnya seraya menjabarkan bahwa klaster rumah tangga menduduki posisi teratas dalam penyebaran Covid-19 di Kota Bogor. Retno merinci dari total 491 kasus terkonfirmasi positif di Kota Bogor, sebanyak 157 kasus dari klaster rumah tangga, 127 kasus dari klaster luar Kota Bogor, 75 kasus dari nonklaster, 58 kasus klaster dari fasilitas kesehatan, 27 kasus dari klaster perkantoran, 22 kasus klaster kegiatan keagamaan, 14 kasus klaster pertokoan, delapan kasus klaster pasar tradisional dan tiga kasus klaster transportasi. Sementara itu, untuk enam pegawai Inspektorat Kota Bogor yang dinyatakan positif corona berasal dari hasil swab test yang dilakukan pada Minggu (9/8). Hal itu diungkapkan Kepala Inspektorat Kota Bogor, Pupung W Purnama. ”Iya, hasil tes swab pada 9 Agustus terhadap 60 pegawai inspektorat, enam orang dinyatakan positif,” katanya kepada Metropolitan.id seraya menuturkan bahwa saat ini seluruh pegawai dipaksa bekerja dari rumah, sambil menunggu hasil tracing yang tengah dilakukan Dinkes Kota Bogor. Sementara itu, Wakil Wali Kota Bogor Dedie Rachim menuturkan, dengan adanya penambahan dari klaster ASN ini, menambah catatan pahit penyebaran Covid-19 di jajaran Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor. Berdasarkan data terkini Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Kota Bogor, untuk klaster perkantoran sudah ada 27 orang terkonfirmasi positif. ”Jadi memang sistem sirkulasi udara yang terpusat itu menjadi ancaman bagi penyebaran Covid-19,” kata Dedie. Di sisi lain, penambahan kasus baru Covid-19 bukan hanya terjadi di Kota Bogor. Tetangganya, Kabupaten Bogor, juga mengalami penambahan cukup signifikan dalam sepekan terakhir, sejak Senin hingga Minggu (17-23/8). Penambahan kasus positif ini menyentuh angka 67 kasus baru. (dil/ogi/c/rez/run)