METROPOLITAN - Menteri Riset dan Teknologi (Menristek), Bambang Brodjonegoro, menyebut dalam waktu dekat vaksin Covid-19 akan segera ditemukan. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong bahkan saat ini tengah melakukan uji coba vaksin kepada hewan. Uji lab hewan ini dilakukan di laboratorium BSL3 milik LIPI yang berada di Cibinong. ”Saat ini Ekbang sedang melakukan uji lab terhadap hewan, dalam waktu dekat mudah-mudahan bisa segera ditemukan,” kata Bambang saat menghadiri Ulang Tahun LIPI di Kebun Raya Bogor, kemarin. Selain menunggu hadirnya vaksin, Bambang juga mengungkapkan saat ini LIPI tengah melakukan penelitian dan pengembangan berbagai macam alat untuk menghadapi pandemi Covid-19. Di antaranya PCR test, ozonisasi pembersih ruangan, ultraviolet robot, disinfektan dan imunmodulator yang merupakan suplemen untuk menjaga daya tahan tubuh. ”Jadi LIPI menggeser anggarannya untuk penelitian terkait Covid-19, seperti PCR Test, ozonisasi pembersihan ruangan, ultraviolet robot dan disinfektan. Plus imunomodulator yang kita harapkan bisa menjadi suplemen menjaga daya tahan tubuh dari serangan Covid-19 ini,” ungkap Bambang. Semua penelitian vaksin Covid-19 milik LIPI dan pemerintah ini, tambah Bambang, kemungkinan bisa langsung dinikmati masyarakat pada akhir tahun nanti. ”Kemungkinan akhir tahun selesai semuanya,” ujarnya. Sementara itu, Kepala LIPI Laksana Tri Handoko mengaku pihaknya sedang mengembangkan dan menguji secara ilmiah beberapa alat seperti kain antivirus dan ozon nanomist. Di mana kedua alat ini apakah benar-benar bisa membunuh virus atau tidak. Jika riset berjalan lancar, akhir tahun ini temuan hasil riset LIPI bisa dipasarkan kepada masyarakat umum. “Saat ini sedang berproses, ada kain yang bisa bunuh virus, ada ozone nanomist, harus dibuktikan juga berapa sih dosisnya supaya virus mati di dalam ruangan. Itu harus diuji benaran, nggak bisa kita cuma klaim doang,” kata Laksana. Menurutnya, LIPI tak ingin terburu-buru mengklaim bahwa kedua temuan tersebut benar-benar ampuh membunuh virus. Itu sebabnya temuan para periset LIPI harus benar-benar teruji, sehingga saat orang memakai produk tersebut, orang benar-benar merasakan manfaatnya. “Itu yang membedakan LIPI dengan lembaga riset lain,” ucapnya. Terkait riset vaksin sendiri, Laksana menyebut LIPI saat ini memiliki laboratorium dengan kapasitas uji sampel terbesar di Indonesia. Laboratorium Biosafety Level-3 (BSL-3) yang berada di LIPI Cibinong tersebut juga masih digunakan untuk riset. “Nah untuk riset itu kita juga perlu sampel, justru itu menyuport riset dar kita. Apalagi riset selanjutnya lebih dalam. Makanya kami tidak ingin klaim vaksin yang tidak bisa dibuktikan. Itu harus diuji klinis, harus diuji di animal BSL-3. Jadi hal-hal yang orang nggak bisa, harus kita lakukan. Ujung-ujungnya semua riset untuk Covid masuk ke Cibinong,” bebernya. Dalam situasi pandemi Covid-19 saat ini, Laksana tak menampik LIPI diharapkan menjadi lembaga yang lebih siap melakukan riset pandemi. Saat ini, LIPI pun harus melakukan realokasi anggaran dan SDM terkait riset pandemi. (pr/dil/b/rez/run)