METROPOLITAN - Angka kemiskinan di Kabupaten Bogor dipastikan meningkat di tengah pandemi Covid-19. Diprediksi ada 741.952 keluarga miskin yang terdampak virus tersebut. Data ini didapat dari jumlah keluarga miskin atau Rumah Tangga Miskin (RTM) yang mendapatkan bantuan sosial di masa pandemi Covid-19 di Kabupaten Bogor. Di mana berdasarkan data Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, 341.616 RTM masuk penerima bantuan sosial dari DTKS dan 400.336 RTM penerima bantuan sosial dari non-DTKS. Artinya, jika melihat dari penerima bantuan itu, ada 741.952 keluarga miskin yang ada di Kabupaten Bogor. Data ini juga sesuai Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) berdasarkan pengesahan Kementerian Sosial (Kemensos) RI per Januari 2020. Ditambah pendataan dari Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Bogor bersama kecamatan, desa/kelurahan, RT dan RW. Kepala Seksi (Kasi) Statistik Sosial Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Bogor, Ujang Jaelani, mengaku belum bisa berkomentar untuk jumlah pasti angka kemiskinan di Kabupaten Bogor. Namun, imbas pandemi corona, angka kemiskinan dipastikan bertambah. Ujang menilai kenaikan angka kemiskinan di Kabupaten Bogor terjadi lantaran banyaknya karyawan yang dirumahkan hingga Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) selama Covid-19 melanda. Bahkan tak sedikit perusahaan yang tutup sementara hingga gulung tikar lantaran Covid-19. “Fenomena ini tentu memengaruhi ekonomi masyarakat yang berujung meningkatnya angka kemiskinan di Kabupaten Bogor,” kata Ujang. Berdasarkan data BPS Kabupaten Bogor, sejak 2015 lalu angka kemiskinan di Kabupaten Bogor cenderung mengalami penurunan. Mulai dari 8,96 persen dari jumlah penduduk Kabupaten Bogor pada 2015, hingga 6,66 persen pada 2019 kemarin. “Pada 2015, angka kemiskinan kita mencapai 8,96 persen dari jumlah penduduk Kabupaten Bogor. (Pada, red) 2016 turun menjadi 8,83, 2017 kembali turun menjadi 8,57, 2018 turun lagi menjadi 7,14. Terakhir, pada 2019 kemarin, turun menjadi 6,66 persen,” ungkapnya. Ujang meyakini pandemi Covid-19 akan membuat tren penurunan angka kemiskinan lima tahun beruntun terhenti. “Lima tahun beruntun angka kemiskinan kita selalu turun. Tapi tahun ini sepertinya angka kemiskinan kita bakal naik lagi,” ucap Ujang. Namun, pihaknya kembali belum bisa memprediksi berapa persen kenaikan bakal terjadi. “Kita belum berani sebut angka pastinya. Kita juga belum melakukan survei. Karena biasanya survei kita lakukan setiap satu tahun sekali. Tapi yang jelas angka kemiskinan pasti akan alami peningkatan. Apalagi karena kondisi Covid-19 ini,” ujarnya. (lip/ogi/b/rez/run)