METROPOLITAN - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) secara resmi menunda kenaikan tarif Tol Jakarta-Bandung mulai Senin (7/9) pukul 00:00 WIB. Keputusan itu diambil menyusul banyaknya penolakan dari berbagai pihak atas kebijakan tersebut. Seperti yang diungkapkan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil, salah seorang yang menolak kebijakan tersebut. Pada dasarnya ia mengaku memahami konsep dari investasi. Namun, menaikkan tarif tol di tengah pandemi bukan kebijakan ideal. ”Saya orangnya rasional, bahwa yang namanya investasi masih butuh pengembalian. Tapi hari ini referensi kita jangan selalu regulasi. Kalau lagi perang Covid begini, salah satu referensi pengambilan keputusan itu empati. Jadi kalau berdebat regulasi, pasti ada alasannya. Bukan itu poinnya kan. Tapi kita berempati dengan berbagai cara,” kata Emil. Atas persoalan itu, kenaikan tarif yang sebelumnya sudah berjalan sejak Sabtu (5/9) ditunda pada ruas Tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang (Cipularang) sepanjang 56,1 kilometer dan ruas Tol Padalarang-Cileunyi (Padaleunyi) sepanjang 35,15 kilometer. Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Danang Parikesit mengatakan, penundaan kenaikan tarif tersebut berlaku hingga batas waktu yang belum bisa ditentukan. ”Penundaan penyesuaian dilakukan atas pertimbangan kondisi sosial ekonomi dalam masa pandemi Covid-19,” kata Danang dalam siaran pers Kementerian PUPR. Penundaan kenaikan tarif berlaku untuk semua golongan kendaraan. Dengan adanya penundaan tersebut, semua golongan kendaraan membayar sesuai tarif semula. Berikut tarif jarak terjauh untuk ruas Tol Cipularang: Golongan I Rp39.500, Golongan II Rp59.500, Golongan III Rp79.500, Golongan IV Rp99.500, Golongan V Rp119.000. Sementara untuk ruas Tol Padaleunyi, tarif jarak terjauh adalah sebagai berikut: Golongan I Rp9.000, Golongan II Rp15.000, Golongan Rp17.500, Golongan IV Rp21.500, Golongan V Rp26.000. Sebelumnya, PT Jasa Marga (Persero) memberlakukan kenaikan tarif untuk ruas Tol Cipularang dan Tol Padaleunyi yang mulai berlaku pada 5 September lalu. Namun, kenaikan tarif tersebut pada akhirnya ditunda. (jpnn/rez/run)