Di balik aksi demonstrasi yang terjadi di depan Istana Bogor, ada hal yang mengundang gelak tawa. Seorang pelajar Bogor SMA negeri harus dijemput paksa orang tuanya karena ikut berunjuk rasa memperingati satu tahun kepemimpinan Joko Widodo dan KH Ma’ruf Amin, kemarin. Awalnya, massa demonstrasi yang berunjuk rasa di depan Istana Bogor tengah mencoba menembus pagar kawat berduri yang dipasang aparat keamanan. Keadaan cukup panas. Namun, di tengah situasi yang kian mencekam itu, ada seorang ibu paruh baya yang berteriak memanggil nama seseorang ke tengah kerumunan. Wanita itu mengenakan hijab dan celana panjang berwarna hitam. Diketahui, nama yang diteriaki adalah sang anak yang tengah ikut berunjuk rasa. Sontak sang ibu langsung merangsek masuk tengah-tengah massa aksi untuk menjemput anaknya. Pemuda berambut gondrong dengan jaket biru itu pun kemudian dibawa ibunya ke pinggir kerumunan. Tak banyak bicara, sang ibu langsung menyeret anaknya yang bercelana pendek itu pergi dari lokasi demo. “Orang tua nyari duit susah,” keluh sang ibu kepada anaknya. Lalu si anak menjawab, “Kan nggak anarki.” Melihat kejadian itu, seluruh massa aksi pun menyoraki pemuda yang ternyata bukan mahasiswa tersebut. ”Wuuuu, pulang-pulang. Dijemput emak nih ye,” sorak massa aksi. Belakangan diketahui, ibu si pelajar sengaja datang ke lokasi aksi setelah mendengar informasi anaknya ikut aksi bersama mahasiswa. Ibu si pelajar kemudian mengadu dan meminta tolong ke petugas kepolisian untuk menjemput anaknya. Kasat Intel Polresta Bogor Kota AKP Rezky mengungkapkan bahwa orang tua pemuda tersebut sempat menangis, mencari keberadaan anaknya ke anggota polisi yang tengah menjaga aksi. ”Ibu dari pemuda itu tadi nangis-nangis. Terus kita tanya ciri-ciri anaknya seperti apa. Kita cari di kerumunan yang sempat ricuh, ternyata ada,” kata Rezky. “Pemuda yang dijemput orang tuanya itu ternyata seorang pelajar kelas dua SMA dari salah satu SMA negeri di Kota Bogor,” pungkasnya. (dil/c/rez/run)