Kasus kematian guru ngaji Atikotul Mahya (28), yang tewas dalam sumur, terungkap. Aparat kepolisian berhasil mengamankan K alias A, pelaku kasus keji tersebut. Pelaku diketahui merupakan suami dari Asisten Rumah Tangga (ART) yang bekerja di rumah korban. KAPOLSEK Cibinong AKP I Kadek Vemil mengatakan, dalam waktu 26 jam, pihaknya berhasil mengungkap pelaku pembunuhanguru ngaji tersebut. K alias A ditangkap pada Rabu (4/11) saat sedang berbelanja di warung. Ia merupakan suami dari ART yang bekerja di rumah korban. “Pelaku merupakan suami dari pembantu rumah tangga korban. Ditangkap di warung lagi belanja di sekitaran Cibinong siang tadi (kemarin, red),” kata Kadek. Tak ada perlawanan berarti saat polisi menangkap pelaku. Pelaku langsung mengakui perbuatannya dan tak dapat mengelak. Berdasarkan keterangan pelaku, beber Kadek, K tega membunuh korban karena sakit hati ditagih utang. Pada awal Oktober, pelaku sempat meminjam uang kepada korban sebesar Rp500 ribu. Selang seminggu, korban kembali meminjam uang dengan nominal yang sama. Pelaku meminjam uang dengan alasan untuk membayar sewa mobil karena akan pulang ke Jawa. Namun, di Jawa, pelaku tak mendapat uang seperti yang diperkirakan. “Prediksi pelaku mendapat uang saat di Jawa meleset. Pelaku pusing dan bingung membayar utang ke korban,” tuturnya. Di pertengahan bulan, korban sempat menagih uang yang dipinjam pelaku. Bahkan, korban sempat memberi tahu istri pelaku terkait utang tersebut. ”Saat istri pelaku tahu kalau suaminya meminjam uang kepada korban, mereka akhirnya bertengkar. Nah, dari situ pelaku berniat membunuh korban, karena bercerita kepada istrinya kalau pelaku meminjam uang,”bebernya. Pelaku pun merasa sakit hati ditagih utang hingga merencanakan pembunuhan. Hingga akhirnya, pada Minggu (1/11) sekitar pukul 22:00 WIB, pelaku masuk rumah korban lewat jendela saat korban baru pulang dari acara maulidan. Saat itu korban hanya bertiga dengan dua anaknya yang sudah tidur. Sementara suaminya masih di musala karena mendapat tugas menjadi pembawa acara maulid. Saat korban berada di ruang tamu, pelaku langsung membawanya ke dapur. Korban ditendang dan dipukuli hingga giginya copot. Usai korban tak berdaya, munculah ide membuang korban ke sumur di belakang rumahnya. Pelaku lalu memindahkan korban dari dapur dan membuangnya ke sumur dengan posisi kepala di bawah. “Pengakuan pelaku sudah merencanakan dari pertengahan bulan. Setelah dihabisi (dibunuh, red), dari situ pelaku ada ide membuang ke dalam sumur. Jadi motifnya sakit hati,” terangnya. Usai membunuh, pelaku mengambil gawai korban dan menggadaikannya. Sebelum digadaikan, pelaku sempat menghidupkan gawai korban untuk menghapus data-data. “Dari situ kita melakukan pengejaran dan pelaku berhasil ditangkap. Pelaku berprofesi sebagai sopir lepas. Kadang jadi sopir travel, atau kalau ada yang rental, dia juga biasa nyopirin,” jelasnya. Sementara itu, Kapolres Bogor AKBP Roland Ronaldy mengapresiasi aksi cepat pengungkapan kasus yang dilakukan tim gabungan Polsek Cibinong. “Hari ini kami bersama Polsek Cibinong berhasil mengungkap kasus pembunuhan mayat dalam sumur dalam waktu 26 jam. Tentunya saya sangat mengapresiasi kepada seluruh personel yang terlibat dalam pengungkapan kasus ini,” ungkapnya. Atas perbuatannya, pelaku dikenakan empat pasal berlapis berupa Pasal 338, 340, 365 dan 351 Ayat 2 tentang Pembunuhan Berencana dengan ancaman pidana maksimal 20 tahun. “Pelaku dijerat pasal pembunuhan berencana, dengan ancaman penjara 20 tahun hingga seumur hidup,” paparnya. Sebelumnya diberitakan, keheningan Kampung Citatah Dalam, RT 05/04, Kelurahan Ciriung, Kecamatan Cibinong, mendadak mencekam, Selasa (3/11) pagi. Warga digegerkan dengan penemuan sesosok mayat perempuan dalam sumur, dengan kondisi tanpa busana. Yakni Atikotul Mahya, seorang guru ngaji yang dikabarkan hilang sejak Minggu (1/11). Perempuan yang akrab disapa Bunda Maya itu dinyatakan hilang sejak pulang menghadiri Maulid Nabi yang diselenggarakan di masjid dekat rumahnya. Kala itu, korban pulang sebelum acara selesai. Sedangkan sang suami, Muhamad Kurniawan, masih mengikuti pengajian lantaran menjadi pembawa acara. Selang beberapa jam, sang suami pulang sekitar pukul 23:36 WIB. Namun, di rumah berwarna hijau itu Kurniawan tidak menemukan istrinya. Hanya ada dua anaknya yang masih balita. Ia dibantu tetangganya kemudian mencoba mencari keberadaan korban. Namun, hingga Senin (2/11), keberadaan Bunda Maya tak jua diketahui. Sampai akhirnya ketika Kurniawan hendak wudu untuk menunaikan salat Subuh, pada Selasa (3/11), ia mendapati air sumurnya mengeluarkan bau tak sedap. Kemudian ia meminta tolong tetangganya, Mulyadi (42), untuk mengeceknya. Kaget bukan main, Mulyadi menemukan tubuh seseorang dalam sumur dengan kedalaman sekitar 17 meter itu. Ia menduga jenazah tersebut merupakan Bunda Maya yang selama ini dinyatakan hilang. Mulyadi pun lalu memberi tahu Kurniawan. “Jadi awalnya Bapak (suami korban, red) bilang, katanya airnya bau bangkai. Makanya sekitar jam tujuh pagi saya diminta cek sumur. Pas saya cek, kayak ada tubuh orang gitu. Saya yakin banget itu manusia. Dari situ saya langsung lapor ke Bapak dan ke RT,” terangnya. Mulyadi menduga Bunda Maya merupakan korban pembunuhan dan pemerkosaan. Sebab, saat ditemukan, kondisi jenazahnya tanpa busana dan terlihat ada luka lebam berwarna merah dari kaki hingga paha kirinya. ”Kita menduga ini pembunuhan dan pemerkosaan. Soalnya kita tidak melihat pakaian terakhir yang digunakan Bunda. Apalagi kita melihat ada bercak darah dan luka lebam,” tuturnya. Tak hanya itu, di atas penutup sumur yang terbuat dari coran semen, ia melihat ada sejumlah berkas darah. Mulyadi pun merasa heran dengan jasad Bunda Maya yang ditemukan di sumur belakang rumahnya. Sebab, sumur tersebut tertutup beton dengan rapat. ”Ada bercak darah yang mengering di atas penutup sumur. Bahkan, saat ditemukan, kondisi jenazah sudah tanpa busana, ”pungkasnya. (ogi/mul/c/fin/rez/run)