berita-utama

Berkah di Balik Proyek Kilang Minyak Tuban, Satu Kampung Beli Mobil Barengan

Rabu, 17 Februari 2021 | 10:02 WIB

Bak mendapat durian runtuh. Warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban, kedapatan rezeki nomplok dari duit gusuran atas proyek kilang minyak Pertamina. Tak ayal, begitu ganti rugi lahan cair, warga satu kampung pun ramai-ramai membeli mobil baru. JAGAT maya dihebohkan video pendek yang mengunggah pemandangan belasan truk towing mengangkut mobil berbagai model ke Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban. Pemandangan pengiriman mobil-mobil baru yang dikawal pihak kepolisian itu diunggah pemilik akun TikTok @rizkii.02, kemudian viral ke berbagai platform media sosial. Menurut keterangan video terse­but, mobil-mobil itu diborong warga satu desa. ”Satu desa borong mobil. mantap!!,” tu­lisnya. ­ Ratusan mobil yang di­beli warga Desa Sumurgen­eng tidak semuanya baru, tetapi ada juga dengan kon­disi mobil bekas. Satu Ke­pala Keluarga (KK) dikabar­kan ada yang sanggup mem­beli dua sampai tiga unit mobil sekaligus. Kepala Desa (Kades) Sumur­geneng, Gihanto, mengaku bahwa warganya membeli mobil beramai-ramai. Aksi itu dilakukan setelah warga mendapatkan uang dari hasil penjualan tanah dari Grass Root Refinery (GRR) kilang minyak yang melibatkan Pertamina-Rosneft, perusa­haan asal Rusia. Kilang minyak tersebut, je­lasnya, memiliki luas sekitar 1.050 hektare. ”Sampai seka­rang sudah ada sekitar 176 mobil yang datang, terakhir (Minggu, red) kemarin ada 17 mobil baru,” imbuh Gi­hanto. Nilai penjualan yang tidak sedikit diyakini membuat warga ingin membeli mobil yang bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Kades pun mengungkap pendapatan warga dari hasil penjualan tanah, yang jika dirata-ratakan mencapai Rp8 miliar. Bahkan, lanjutnya, ada warga yang dengan kepemi­likan lahan 4 hektare mene­rima Rp26 miliar. Ada juga warga Kota Surabaya yang memiliki lahan di sana menda­pat Rp38 miliar. Sebab, Per­tamina disebut menghargai tanah Rp600.000-Rp800.000 per meter, jauh lebih tinggi dari harga tanah pada umum­nya di sana. Di desanya sendiri terdapat 840 KK, sedangkan yang la­hannya dijual karena masuk penetapan lokasi (penlok) kilang minyak ada sekitar 225 KK. ”Ya memang kondisinya begitu, dapat uang lalu beli mobil. Ada juga yang dibelikan tanah lagi maupun bangun rumah juga,” terangnya. Untuk diketahui, proyek kilang minyak Tuban terdiri dari 821 hektare lahan darat yang tersebar di Desa Kali­untu, Wadung, Sumurgeneng, Perhutani, dan KLHK serta sisanya reklamasi laut. Rencananya, kilang tersebut akan beroperasi pada 2024. Kilang ini merupakan kerja sama Pertamina dengan Rosneft senilai Rp225 triliun. Setelah mendapatkan pen­cairan ganti untung penjua­lan tanah tersebut, warga langsung membeli mobil. Warga setempat yang juga menjual tanahnya, Mulyadi, mengaku membeli mobil ka­rena untuk kebutuhan seha­ri-hari. Namun, ia tak meme­rinci jumlah yang didapat dari hasil penjualan tanah miliknya untuk proyek kilang minyak Pertamina-Rosneft ini. ”Tanah saya setengah hektare, sebagian uangnya untuk membeli mobil,” tutup­nya. (jpn/feb/run)

Tags

Terkini