Bak mendapat durian runtuh. Warga Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban, kedapatan rezeki nomplok dari duit gusuran atas proyek kilang minyak Pertamina. Tak ayal, begitu ganti rugi lahan cair, warga satu kampung pun ramai-ramai membeli mobil baru. JAGAT maya dihebohkan video pendek yang mengunggah pemandangan belasan truk towing mengangkut mobil berbagai model ke Desa Sumurgeneng, Kecamatan Jenu, Tuban. Pemandangan pengiriman mobil-mobil baru yang dikawal pihak kepolisian itu diunggah pemilik akun TikTok @rizkii.02, kemudian viral ke berbagai platform media sosial. Menurut keterangan video tersebut, mobil-mobil itu diborong warga satu desa. ”Satu desa borong mobil. mantap!!,” tulisnya. Ratusan mobil yang dibeli warga Desa Sumurgeneng tidak semuanya baru, tetapi ada juga dengan kondisi mobil bekas. Satu Kepala Keluarga (KK) dikabarkan ada yang sanggup membeli dua sampai tiga unit mobil sekaligus. Kepala Desa (Kades) Sumurgeneng, Gihanto, mengaku bahwa warganya membeli mobil beramai-ramai. Aksi itu dilakukan setelah warga mendapatkan uang dari hasil penjualan tanah dari Grass Root Refinery (GRR) kilang minyak yang melibatkan Pertamina-Rosneft, perusahaan asal Rusia. Kilang minyak tersebut, jelasnya, memiliki luas sekitar 1.050 hektare. ”Sampai sekarang sudah ada sekitar 176 mobil yang datang, terakhir (Minggu, red) kemarin ada 17 mobil baru,” imbuh Gihanto. Nilai penjualan yang tidak sedikit diyakini membuat warga ingin membeli mobil yang bisa digunakan untuk kebutuhan sehari-hari. Kades pun mengungkap pendapatan warga dari hasil penjualan tanah, yang jika dirata-ratakan mencapai Rp8 miliar. Bahkan, lanjutnya, ada warga yang dengan kepemilikan lahan 4 hektare menerima Rp26 miliar. Ada juga warga Kota Surabaya yang memiliki lahan di sana mendapat Rp38 miliar. Sebab, Pertamina disebut menghargai tanah Rp600.000-Rp800.000 per meter, jauh lebih tinggi dari harga tanah pada umumnya di sana. Di desanya sendiri terdapat 840 KK, sedangkan yang lahannya dijual karena masuk penetapan lokasi (penlok) kilang minyak ada sekitar 225 KK. ”Ya memang kondisinya begitu, dapat uang lalu beli mobil. Ada juga yang dibelikan tanah lagi maupun bangun rumah juga,” terangnya. Untuk diketahui, proyek kilang minyak Tuban terdiri dari 821 hektare lahan darat yang tersebar di Desa Kaliuntu, Wadung, Sumurgeneng, Perhutani, dan KLHK serta sisanya reklamasi laut. Rencananya, kilang tersebut akan beroperasi pada 2024. Kilang ini merupakan kerja sama Pertamina dengan Rosneft senilai Rp225 triliun. Setelah mendapatkan pencairan ganti untung penjualan tanah tersebut, warga langsung membeli mobil. Warga setempat yang juga menjual tanahnya, Mulyadi, mengaku membeli mobil karena untuk kebutuhan sehari-hari. Namun, ia tak memerinci jumlah yang didapat dari hasil penjualan tanah miliknya untuk proyek kilang minyak Pertamina-Rosneft ini. ”Tanah saya setengah hektare, sebagian uangnya untuk membeli mobil,” tutupnya. (jpn/feb/run)