METROPOLITAN - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor tengah dihantui adanya varian baru Corona B117 yang muncul di Bogor. Sosialisasi penerapan 3T dan 3M gencar dilakukan untuk memutus mata rantai penyebaran virus varian baru asal Inggris itu. Seperti yang diungkapkan Kepala Bidang Pengendalian dan Pemberantasan Penyakit (P2P) pada Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bogor, dr Dedi Syarif. Meski pihaknya belum mengetahui seberapa bahayanya virus B 117, penerapan 3T dan 3M harus tetap dilakukan masyarakat. ”Mudah-mudahan kalau penanganan cepat dan proses tracing cepat kasus baru ini tidak akan seperti tahun lalu kaya Covid-19, karena sekarang sedang giat memutus mata rantai. Mudah-mudahan bisa terisolasi,” katanya. Meski begitu, Dedi mengaku hingga kini belum mendapatkan instruksi terkait penanganan virus B117 ini. Sebab, sejauh ini pihak Pemkab Bogor masih fokus dalam penanganan Covid-19. ”Belum ada instruksi. Tapi pada prinsipnya kita di daerah itu sedang fokus penanganan Covid, dan saat ini mulai melandai,” ucapnya. Dedi pun menyebut saat ini penanganan Covid-19 sudah mulai teratasi dengan mengungkapkan adanya tiga indikasi. Pertama, menurut Dedi, tingkat Bed Occupancy Rate (BOR) di Kabupaten Bogor sudah menurun hingga 54 persen, di mana sebelumnya pada Januari sempat menyentuh 100 persen. Kedua, penambahan kasus harian saat ini rata-rata 90 kasus. Bahkan sempat menyentuh 30 kasus saja per harinya. Ketiga, dengan adanya pencanangan vaksinasi, menurut Dedi, menjadi salah satu ikhtiar untuk melawan Covid-19 di Kabupaten Bogor dengan menyiapkan herd immunity. ”Vaksinasi inilah salah satu cara memutus mata rantai sehingga akan terbentuk imuniti. Kalau secara komunal, harus kita lakukan secepat mungkin supaya benar terjadi imuniti. Kalau misalkan lambat, vaksinasi tidak berkesinambungan, saya yakin imuniti tak akan maksimal. Itu langkah kita,” pungkas Dedi. (dil/c/rez/run)