METROPOLITAN - Dua pengunjung yang sempat viral telah bertemu manajemen Kebun Raya Bogor (KRB), pada Selasa (8/6). Mereka meminta maaf secara langsung karena tindakan tidak terpuji mereka yang telah nekat menginjak pusara makam Belanda di KRB demi konten. Dalam video yang beredar di media sosial sejak Minggu (6/6) lalu, tampak dua oknum pengunjung KRB yang datang ke makam Belanda atau Dutch Cemetery, melakukan perbuatan tidak terpuji. Mereka menaiki sebuah pusara dan merekamnya dalam bentuk video singkat dan diunggah ke media sosial Instagram. Alhasil, video tersebut pun menyebar di berbagai akun media sosial, diiringi komentar warganet yang menyayangkan hal tersebut. PT Mitra Natura Raya sebagai pengelola KRB pun akhirnya memanggil oknum pengunjung tersebut pada Selasa (8/6) untuk meminta keterangan dan menyampaikan permintaan maaf. Hal itu diungkapkan General Manager Corporate Communication PT Mitra Natura Raya, Zaenal Arifin. Ia mengaku bahwa KRB telah menerima dua oknum pengunjung yang viral di media sosial atas apa yang dilakukan di makam Belanda di KRB. “Kejadian tersebut sangat tidak dibenarkan karena makam Belanda tersebut merupakan situs yang memiliki nilai sejarah sangat tinggi, sehingga harus kita rawat dan jaga kelestariannya bersama-sama,” katanya kepada Metropolitan, Selasa (8/6). Pihaknya berharap agar hal itu bisa menjadi pelajaran bagi kedua pelaku, pengunjung maupun masyarakat umum agar perilaku yang tidak sesuai norma dan etika itu tak terjadi lagi. “Upaya persuasif kepada pengunjung pun terus dilakukan untuk menjaga serta melestarikan berbagai situs sejarah di KRB, termasuk makam Belanda,” tandas Zaenal. Ia menegaskan PT Mitra Natura Raya sebagai pengelola akan terus meningkatkan pelayanan publik, termasuk menaruh papan petunjuk sebagai media informasi dari situs peninggalan yang memiliki nilai sejarah tinggi. Ia pun secara intensif akan melakukan patroli sambil mengingatkan pengunjung untuk tidak berbuat hal yang tak terpuji di area Kebun Raya Bogor. “Patroli yang sudah berjalan akan kita tingkatkan lagi, sekaligus memberikan imbauan kepada pengunjung apabila melakukan hal-hal yang tidak baik di dalam KRB,” ujarnya. “Seperti membuang sampah sembarangan, melakukan vandalisme, merusak koleksi tumbuhan, dan sebagainya. Termasuk juga perbuatan tidak terpuji di area situs bersejarah, seperti makam Belanda,” tuntas Zaenal. (ryn/feb/run)