berita-utama

10 Dokter Dan Perawat Positif Covid, Puskesmas Bogor Ditutup

Rabu, 9 Juni 2021 | 10:50 WIB

Penyebaran kasus Covid-19 di Kota Bogor terhitung masih tinggi. Hanya dalam satu bulan, tepatnya sejak Lebaran Idul Fitri 2021, muncul tiga klaster baru di Kota Bogor. Terbaru, klaster Covid-19 meluas ke lingkungan tenaga medis hingga membuat pelayanan puskesmas ditutup. SEBELAS tenaga kesehatan (nakes) di puskesmas dan puskesmas pembantu (pustu) di Kayumanis, Kecamatan Tanahsareal, Kota Bogor, di­nyatakan positif Covid-19. Akibatnya, dua fasilitas kese­hatan, yakni Puskesmas Kay­umanis dan Pustu Kencana Kota Bogor untuk sementara ditutup. Camat Tanahsareal Sahib Khan menyebut pasien per­tama nakes yang terpapar Covid-19 di Puskemas Kay­umanis dan Pustu Kencana Kota Bogor akibat terpapar dari keluarga. “Penyebaran muncul ter­jadi dari keluarga, (salah satu anggota keluarga pasien atau nakes pertama yang terpapar Covid-19, red) habis dari luar kota,” kata Sahib. Ia menyebut saat ini pasien atau nakes pertama yang ter­papar Covid-19 di Puskesmas Kayumanis dan Pustu Ken­cana masih dalam perawatan di rumah sakit. “Saat ini yang bersangkutan masih dalam perawatan di rumah sakit,” ujarnya. Sementara itu, dari sebelas nakes yang positif, satu orang sudah dinyatakan sembuh. Ia adalah drg Elsa, Kepala Puskesmas Kayumanis. “Drg Elsa sudah negatif, po­sitifnya ketahuan dari Sabtu (5/6),” terang Sahib kepada wartawan, Selasa (8/6). Sahib melanjutkan, saat ini pasien dari klaster nakes yang masih terkonfirmasi positif Covid-19 tersisa sepuluh orang. “Sisa tinggal sepuluh (pasien, red). Satu dirawat di rumah sakit dan sembilan isolasi mandiri,” bebernya. Saat ini, pihaknya dibantu Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bogor tengah melakukan tracing terhadap pasien yang sempat berobat ke Puskesmas Kayumanis dan Pustu Ken­cana. “(Tracing, red) Nakes sudah. (Saat ini, red) Tim Dinkes se­dang men-tracing pasien yang sempat ikut pelayanan di poli gigi,” jelasnya. Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim menuturkan, kro­nologi munculnya klaster Covid-19 di dua puskesmas di Kota Bogor berawal dari sebelas nakes yang terkonfir­masi positif Covid-19. “Jadi awalnya perawat gigi di Puskesmas Kayumanis be­rinisial K terpapar Covid-19. Kebetulan, pas Rabu (2/6), yang bersangkutan masih bertugas di Pustu Kencana dengan empat pegawai lain­nya,” kata Dedie. “Sehari setelahnya, K mengeluh tidak enak badan dan masih masuk kerja. Se­mentara, berhubung drg Nin­grum sedang cuti, maka pe­layanan di poli gigi digantikan drg Elsa (kepala Pusksemas, red),” sambungnya. Dari situ, lanjut Dedie, salah seorang office boy di Pustu Kencana mengalami sakit suspek thypoid dengan hasil lab widal positif. Kemudian, petugas pendaftaran juga mengeluhkan gejala tidak enak badan. “Akhirnya pada Sabtu (5/6) sepuluh orang kontak erat dan pegawai puskesmas yang ber­gelaja di-swab PCR dan dip­eriksa di Labkesda. Hasilnya kesepuluhnya positif. Jadi total pegawai Puskesmas Kay­umanis ada sebelas orang yang positif,” jelas Dedie. Kemudian, lanjut Dedie, untuk mencegah penularan terus bertambah, sejumlah pegawai yang bernaung di Puskesmas Kayumanis dila­kukan swab PCR pada Senin (7/6). Sementara pelayanan di Puskesmas Kayumanis dan Pustu Kencana ditutup se­lama lima hari. “Ada 34 orang yang dilakukan swab PCR. Saat ini kita juga sedang melakukan tracing,” imbuh Dedie. “Puskesmas dilakukan disin­feksi ruangan dan lingkungan. Sementara, untuk kasus po­sitif akan kita isolasi di Badan Pemeriksaan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Ciawi, sedangkan kasus perawat gigi sudah diisolasi ke rumah sakit,” bebernya. Munculnya klaster puskes­mas membuat kondisi zero kasus nakes terpapar Covid-19 jadi berubah drastis. “Iya, pertama kalinya (mun­cul lagi setelah nol kasus sejak Maret 2021, red),” kata Wali Kota Bogor Bima Arya usai menghadiri rapat bersama jajaran Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Kota Bogor di Taman Ekspresi, Kelurahan Sempur, Kecamatan Bogor Tengah, Selasa (8/6). Meski seluruh nakes telah menjalani program vaksin, ia mengaku hal itu tidak jadi jaminan bebas tertular virus. “Pak Wakil Gubernur juga sudah divaksin dua kali tapi masih terpapar. Jadi tidak menutup kemungkinan bagi kasus-kasus tertentu yang sudah divaksin masih juga terpapar,” ujarnya. Untuk diketahui, penyebaran tiga klaster pasca-Lebaran ini sendiri diawali temuan 96 warga Perumahan Griya Me­lati yang terpapar Covid-19. Kasus ini baru terungkap pasa Selasa (18/5). Kemudian, disusul temuan kasus positif Covid-19 di Pon­dok Pesantren (Ponpes) Bina Madani, Kelurahan Harja­sari, Kecamatan Bogor Selatan, pada Sabtu (5/6). Di mana, ada 65 santri dan santriwati yang dinyatakan terpapar Covid-19. Terakhir, ada te­muan klaster nakes di Puske­smas Kayumanis dan Pustu Kencana, Kecamatan Tanah­sareal, pada Sabtu (5/6). Di mana, ada sebelas nakes yang dinyatakan terpapar Covid-19. Meski demikian, Bima Arya mengaku enggan menyebut klaster Covid-19 banyak di Kota Bogor. Sebab, ia meng­klaim sudah berhasil mengen­dalikan penyebaran Covid-19 di wilayahnya. “Nggak banyak, cuma satu. Griya Melati terkendali berkat kerja keras dan dukungan Pak Kapolres di bawah. Insya Al­lah hari Rabu kembali ke nor­mal atau sudah sembuh se­mua,” kata Bima Arya. “Di (Ponpes, red) Madani juga terkendali dan semua sudah dievakuasi, dan ada pos gabungan di situ,” imbuhnya. “Jadi jangan bilang banyak klaster. Tidak ada. Kota Bogor juga statusnya masih oranye,” sambungnya. Meski begitu, Bima menga­ku tetap waspada akan penye­baran Covid-19. Bahkan, ia sudah memerintahkan langs­ung jajarannya untuk mengantisipasi hal tersebut. “Saya perintahkan tadi semua pesantren untuk didata yang mau tatap muka. Apabila san­trinya banyak dari luar kota, wajib di-swab. Itu untuk poin-poin kesepakatan kita tadi,” pintanya. “(Untuk, red) Puskesmas dilakukan tracing sementara ditutup di sana. Ini hal yang sering terjadi di fasilitas kese­hatan. Dari dokter gigi kemun­gkinan besar ya. Jadi kita minta agar tidak kendur se­muanya. Tetap protokol kese­hatan dipastikan maksimal di semua lini,” tandasnya. (cr1/c/rez/feb/run)

Tags

Terkini