Tabuhan beduk, rebana, dan alat musik khas islami terdengar menggema di Jalan Raya Puncak. Tak sedikit anak-anak, remaja, dan orang dewasa turun ke jalan sambil menyalakan obor untuk merayakan Tahun Baru Islam 1443 Hijriah. TADI malam, warga antusias menggelar pawai obor. Di tengah rintik hujan, warga berjalan sembari berselawat dari arah Cisarua-Puncak menuju Gang Habib Umar, Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung. Selain membawa obor, mereka juga membawa bendera merah putih, bendera kebangsaan Indonesia. Camat Megamendung Endi Rismawan membenarkan adanya perayaan pawai obor di wilayahnya. Namun, perayaan pawai obor itu merupakan aksi spontan warga. “Itu spontan saja warga turun ke jalan. Jadi tidak ada koordinasi apa pun dengan pihak kecamatan,” kata Endi. Ia pun menegaskan bahwa jajaran Musyawarah Pimpinan Kecamatan (Muspika) Megamendung telah membubarkan kerumunan peserta pawai obor. “Itu sudah dibubarkan tim gabungan. Dari polsek, koramil, semuanya turun untuk membubarkan kegiatan yang melanggar protokol kesehatan,” tegas Endi. Warga nekat melakukan pawai obor meski sebelumnya telah dilarang keras. Bupati Bogor Ade Yasin sebelumnya telah mengimbau masyarakat agar tetap di rumah masing-masing dalam merayakan Tahun Baru Islam, sesuai anjuran Majelis Ulama Indonesia (MUI).
-