berita-utama

Ekspedisi Gerakan Anak Negeri Menyusuri 5.000 Kilometer Jawa-Bali, Kejutan dari Dahlan Iskan, Vaksinasi Kunci Pemulihan Pariwisata

Senin, 20 September 2021 | 10:20 WIB

Setelah tiga hari menjelajah Pulau Dewata, tim ekspedisi Gerakan Anak Negeri, kembali melanjutkan perjalanan. Kali ini berbalik arah ke Pulau Jawa. PROSES keluar dari Pulau Bali ternyata jauh lebih ketat. Penumpang kapal Feri mesti meny­ertakan hasil rapid antigen negatif dan sertifikat vaksin. Pelayanan rapid test memang banyak ber­tebaran di sekitar Pelabuhan Gilimanuk, Bali. Baru sampai gerbang pelabuhan, sudah ada yang menawari. Para petugas di Pela­buhan Gilimanuk juga lebih teliti dalam memeriksa detail dokumen perjalanan. Mereka mencocokkannya satu per satu dengan kartu identitas calon penumpang. Beruntung, rom­bongan Ekspedisi Gerakan Anak Negeri bisa menyeber­ang tanpa kendala. ­ Setelah berlabuh, tiga ken­daraan roda empat langsung tancap gas menapaki Pulau Jawa, ke arah Baluran, Kabu­paten Situbondo, Kamis (16/9). Salah satu kendaraan tim sem­pat mengalami masalah. Ban belakang bocor tertancap paku. Mobil terpaksa berhen­ti sejenak di SPBU: menambal ban. Situbondo menjadi jalur yang dilintasi dalam perjalanan Banyuwangi-Surabaya. Jalur itu sebagian didominasi hutan yang masuk kawasan Taman Nasional Baluran. Kiri-kanan jalan hanya bisa dijumpai pohon-pohon tanpa rumah penduduk. Bahkan, jaringan telepon sempat hilang di be­berapa titik jalan tersebut. Rombongan Gerakan Anak Negeri sempat ingin menje­lajah Taman Nasional Baluran sebagai bagian dari ekspe­disi. Terlebih, taman nasional itu dikenal dengan ‘Little Africa in Java’. Lokasinya men­jadi salah satu titik yang dila­lui dalam perjalanan pulang ke Pulau Jawa. Namun, rombongan tak bisa memasuki kawasan taman nasional seluas 25.000 hek­tare itu, lantaran masih ditutup. Mau tidak mau, perjalanan diteruskan. Kali ini menuju Kota Pelajar, Yogyakarta. Rute yang berjarak 577 kilo­meter ternyata membuat rom­bongan kewalahan. Belum sampai setengah perjalanan, waktu sudah menunjukkan lewat tengah malam. Rom­bongan terpaksa menginap di Surabaya. Tepatnya di Papi­lion Hotel, Jumat (17/9) dini hari. Paginya, sebelum melanjut­kan perjalanan ke Yogyakar­ta, rombongan Gerakan Anak Negeri menyambangi kedia­man mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan. Rumahnya tak sampai lima menit dari tem­pat menginap rombongan. Rumah mantan dirut PLN itu, begitu rindang. Tanaman hias tersusun rapi di sekeliling halaman. Hijau di mana-mana. Jenis tanaman Sirih Gading, Monstera, Janda bo­long, Aglaonema, hingga Gelombang Cinta.
-
Diselingi warna-warni rumah pohon dan bangku taman. Beberapa pohon mangga me­naungi halaman yang sangat luas tersebut. “Ini yang desain semuanya (tanaman hias) istri saya,” tutur Dahlan Iskan, dengan senyum khasnya saat menerima rombongan Gera­kan Anak Negeri. Ia baru saja menuntaskan kuliahnya untuk mahasiswa pascasarjana di Universitas Airlangga (Unair) via zoom meeting. Dengan raut wajah bersemangat, dia mengajak rombongan masuk ke salah satu area kerjanya di halaman belakang. “Saya kagum Anda sudah berani ke Bali. Saya tidak pernah ke sana selama pandemi. Saya justru baru dengar Bali sepi,” ujar Dahlan. Ia menilai positif, apa yang dilakukan tim ekspedisi me­nyusuri Pulau Jawa-Bali. Ia sendiri belum pernah ke Bali semenjak pegebluk. Ba­hkan, kondisi Bali yang mati suri baru didengarnya dari Inisiator Gerakan Anak Ne­geri, Hazairin Sitepu. Menurutnya, mengampa­nyekan hidup berdamai dengan Covid-19, perlu terus digaungkan. ”Harapan kita satu-satunya agar pandemi cepat berakhir. Harapan lain­nya, kapan vaksinasi menca­pai 70 persen. Kalau sudah di atas 70 persen, pariwisata sudah bisa dibuka kembali,” kata Dahlan. Ia juga prihatin dengan ke­nyataan mengerikan yang terjadi di pulau sejuta pari­wisata, Bali. Ia melihat, ca­paian vaksinasi secara nasio­nal belum memenuhi target. Hanya tiga wilayah yang dia­matinya punya perkembangan cukup baik. Seperti Jakarta, Surabaya dan Bali. Jika 70 persen vaksinasi sudah bisa dicapai, hal tersebut bakal memberikan angin segar. Salah satunya, Bali, yang mesti mendapatkan dorongan secara prioritas. Bagi Dahlan, Bali menjadi salah satu peny­umbang wisata terbesar di Indonesia. Kondisi saat ini yang membuat Bali kehilangan ruhnya. Masker dan penerapan protokol kesehatan (prokes) menjadi kepentingan untuk setiap individu. “Tapi untuk kepentingan orang luar mau ke Bali, tentu harus dijamin dengan vaksinasi,” sambung­nya. Dahlan mengaku sudah mendapatkan beberapa vaksin. Mulai dari vaksin “alami” dengan terkena Covid-19, vaksin Nu­santara, hingga vaksin Sinovac. Dengan demikian, dia secara langsung ikut mengampany­ekan agar masyarakat juga segera divaksin. Harapannya, herd immunity tercapai dan seluruh objek wisata bisa se­gera kembali dinikmati. Di sela-sela obrolan hangat itu, suasana tiba-tiba berubah ramai. Inisiator dan Penang­gung Jawab Gerakan Anak Negeri Hazairin Sitepu tiba-tiba mendapatkan kejutan kecil. Seruan lagu ‘Selamat Ulang Tahun’ lengkap dengan kue dan lilin membahana di tengah-tengah ruang kerja Dahlan Iskan. “Wah, kapan kalian siapkan kuenya? Saya kok tidak tahu,” ucap Hazairin yang tidak bisa menyembu­nyikan senyumnya. Ya, kemarin (17/9), pria yang akrab disapa Bang HS itu, tepat berusia 57 tahun. Keju­tan dari rombongan Gerakan Anak Negeri, ikut membuat Dahlan Iskan semringah. Ia malah menawarkan diri me­motongkan kue dan memba­gikannya kepada semua per­sonel ekspedisi Gerakan Anak Negeri. “Ini benar-benar kejutan yang tidak terduga dari Gerakan Anak Negeri. Terima kasih,” pungkas lelaki yang juga CEO Radar Bogor Group itu. (mam/d/feb/run)

Tags

Terkini