Hampir dua bulan beroperasi, layanan Biskita terus ditambah. Tak hanya di Kota Bogor, jangkauannya diperluas hingga Ciawi. Tak ayal, ratusan angkutan perkotaan alias angkot pun dipaksa ‘pensiun’ sebagai lanjutan program konversi. JIKA sebelumnya hanya beroperasi di dua koridor dalam kota, kini jumlah armada Biskita Trans Pakuan bertambah. Bila ditotal, jumlahnya menjadi 49 unit bus pada empat koridor. Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menambah 28 unit Biskita Trans Pakuan untuk beroperasi di dua koridor baru. Yakni, Koridor 1 (Terminal Bubulak-Cidangiang) dan Koridor 2 (Terminal Bubulak-Ciawi) yang diluncurkan pada Rabu (15/12). Mengaspalnya puluhan bus program Buy The Service (BTS) itu juga menandai lenyapnya ratusan angkot yang dikonversi. Sejalan dengan konversi tiga angkot menjadi satu bus. Menurut Ketua Badan Pengawas Kodjari, selaku bagian dari konsorsium Perusahaan Daerah Jasa Transportasi (PDJT) yang mengelola Biskita Trans Pakuan, Dewi Jani Tjandra, total Biskita Trans Pakuan yang mengaspal di Kota Bogor berjumlah 49 unit dari empat koridor. Sebelum diluncurkan pada Koridor 1 dan 2, jelasnya, bus yang dibuat di Karoseri Laksana itu sudah narik di dua koridor. Yakni, Koridor 5 (Stasiun Bogor-Terminal Ciparigi) dan Koridor 6 (Air Mancur-Parungbanteng). Dengan jumlah armada 21 unit bus. “Total untuk tahun ini ada 49 unit. Setiap masing-masing koridor disiapkan satu unit bus khusus penumpang disabilitas,” terangnya. Disinggung sudah berapa angkot di Kota Bogor yang sudah dikonversi menjadi Biskita Trans Pakuan, sambungnya, hingga kini sudah ada 186 unit angkot yang dikonversi dari enam koridor yang ada di Kota Bogor. Ia menjelaskan bus-bus itu pun berasal dari semua koperasi yang ada di Kota Bogor. Seperti, Kencana, Kodjari, Madani, dan lain-lain. “Prinsipnya, kita menyesuaikan dengan trayek yang dibutuhkan. Misal kita butuh di Koridor 6, itu ada trayek 07 dan satu pendampingnya bisa trayek 02 dan 03. Itu kita ambil,” bebernya. “Kita beli dan kita besi tuakan di Samsat. Kita tidak membeli ke badan hukum, melainkan ke pemiliknya langsung. Badan hukum hanya mengantarkan saja,” imbuh Dewi. Sebelumnya, Biskita Trans Pakuan kembali ngaspal di dua koridor baru. Yakni 15 unit bus di Koridor 1 (Terminal Bubulak-Cidangiang) dan 13 unit bus di Koridor 2 meliputi trayek Terminal Bubulak-Ciawi. Dengan tambahan 28 unit bus tersebut, total ada 49 unit Biskita Trans Pakuan yang ngaspal di Kota Bogor sejak diluncurkan awal November lalu. Dengan adanya tambahan armada di Koridor 1 dan 2 itu, Wali Kota Bogor Bima Arya mengatakan bahwa bus bakal melayani lebih banyak warga sampai wilayah Bogor Timur dan Selatan. “Melayani lebih banyak lagi warga sampai daerah Bogor Selatan dan Timur,” katanya. Ia menuturkan, Shelter Cidangiang yang melayani rute Bubulak-Cidangiang menjadi salah satu shelter yang cukup luas. Nantinya bakal diintegrasikan dengan pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di kawasan tersebut. “Tidak akan kita gusur dan tidak kita geser. Tapi akan kita rapikan sebagai satu fasilitas yang terintegrasi dengan Shelter Cidangiang,” ujarnya. Ia juga menegaskan bahwa bus program BTS besutan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) itu masih gratis alias tarif Rp0 hingga akhir tahun. Meskipun nantinya bakal dikenakan tarif, Bima Arya menjanjikan tarif yang bersahabat. “Biskita masih gratis sampai ada keputusan lebih lanjut. Tapi kalaupun nanti berbayar, harganya Insya Allah sangat bersahabat,” terangnya. Terpisah, Direktur PDJT Kota Bogor Lies Permana Lestari mengatakan, selama satu bulan lebih beroperasi di Koridor 5 rute Stasiun Bogor-Cirigi dan Koridor 6 Parung Banteng-Air Mancur, Biskita Trans Pakuan telah melayani 144.432 penumpang. Dengan rata-rata per hari 3.283 penumpang. Ia menambahkan, jumlah rata-rata penumpang mengalami kenaikan jika dibandingkan pada tiga pekan pertama Biskita beroperasi. Yakni, 2.140 penumpang. Puncak tertinggi pelayanan ada pada 12 Desember lalu, mencapai 3.415 penumpang per hari. “Masih sangat antusias dan positif merespons Biskita,” tutupnya. (ryn/eka/run)