METROPOLITAN - Pernyataan anggota DPR RI Arteria Dahlan soal usulan pemecatan terhadap kejati yang menggunakan bahasa Sunda, berbuntut panjang. Sampai-sampai statusnya di PDI Perjuangan serta jabatannya di DPR RI juga terancam. Ketua LSM Jaringan Advokasi Masyarakat Pakuan Pajajaran (JPP) Saleh Nurangga meminta Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan tegas memecat Arteria Dahlan karena perilaku dan ucapan Arteria Dahlan dinilai sering kali seenaknya. “Kami menuntut ketua umum PDIP segera memecat yang bersangkutan jika masih ingin memiliki suara di Jabar. Ini juga menyangkut harga diri masyarakat Sunda. Kami mendesak Arteria Dahlan segera meminta maaf secara terbuka,” tegas Saleh. Menurutnya, apa yang dilontarkan Arteria Dahlan saat rapat mencerminkan arogansi. “Setuju dengan statmen gubernur Jabar. Karena tidak sepantasnya beliau (Arteria Dahlan, red) melakukannya. Kata-kata seperti itu merupakan perbuatan arogan. Terkadang bahasa daerah lain pun terlontar saat rapat tapi tidak dilakukan teguran. Misalnya, bahasa atau logat Medan atau Jawa, bahkan bahasa Inggris. Tidak aneh kan, biasa-biasa saja tuh. Makanya, heran juga kenapa Arteria ini mengeluarkan perkataan tersebut,” jelas Saleh. Saleh menduga apa yang diucapkan Arteria Dahlan merupakan suatu upaya untuk menyudutkan orang Sunda. Ia juga meminta Arteria Dahlan segera meminta maaf atas pernyataannya. “Saya berharap beliau meminta maaf atas pernyataannya kepada masyarakat Sunda. Perlu diingat, kita beraneka ragam bahasa dan mereka adalah wakil rakyat yang mewakili masing-masing daerah, tentunya dengan berbagai bahasa. Jadi tolong hargai perbedaan yang ada ini,” pintanya. Polemik pernyataan politisi PDIP terus menghangat hingga sesama kader PDIP pun memberikan kritik kepada Arteria. TB Hassanudin salah satunya. Ia menyebut koleganya itu kehilangan ruh sebagai kader partai nasionalis. Di sisi lain, pernyataan Arteria tidak mewakili sikap sesama anggota DPR RI. ”Jadi ini menurut hemat saya, keluar dari ajaran. Murtad dari pakem ideologi partai. Kami (di PDIP, red) terkenal pluralis, kami partai nasionalis,” kata TB Hassanudin saat berbincang dengan budayawan Sunda di Museum Ajip Rosidi, Rabu (18/1). ”Saya sudah bicara langsung dengan Arteria Dahlan dan menyampaikan kekecewaan itu,” lanjutnya. Hasanuddin mengaku ada masukan masyarakat agar Arteria dipecat sebagai kader PDIP. Namun, ia menyerahkan keputusan tersebut kepada pengurus partai. ”Itu ranahnya partai,” ujarnya. Sementara itu, Ketua DPW PGM Indonesia Jabar Hasbullah juga mengecam pernyataan Arteria Dahlan dan meminta yang bersangkutan meminta maaf secara terbuka. “Pertama, pernyataan tersebut sudah masuk ranah rasisme, sehingga sangat tidak etis disampaikan siapa pun yang ada di Indonesia ini. Serta menunjukkan arogansi anggota dewan,” ungkap Hasbullah. Menurutnya, sebagai anggota DPR RI seharusnya Arteria bisa menghormati tugas masing-masing, bukan mengintervensi dan meminta Jaksa Agung memecat kajati yang berbahasa Sunda. “Pernyataan itu melukai hati masyarakat Sunda khususnya. Kami minta agar MKD memeriksa Arteria Dahlan karena sudah mengarah pada pelanggaran etik anggota dewan, dan jangan menunggu laporan dari masyarakat,” pesannya. Sementara itu, Arteria Dahlan tampak mempersilakan semua pihak yang mendesaknya meminta maaf untuk melapor ke MKD. Sebab, menurutnya, semua itu ada mekanismenya. ”Kalau saya salah, kan jelas mekanismenya ada MKD. Apakah pernyataan salah. Kita ini demokrasi. Silakan kalau kurang berkenan dengan pernyataan saya, silakan saja laporkan,” kata Arteria kepada wartawan, Rabu (19/1). Politisi PDIP itu mengaku akan repot bagi seorang anggota DPR untuk menyampaikan permintaan maaf. Hal itu dikarenakan adanya mekanisme-mekanisme yang biasa ditempuh bagi seorang anggota DPR. ”Izinkan saya juga mengatakan yang demikian. Repot dong kalau anggota DPR tiba-tiba didesak minta maaf seperti ini. Kita punya mekanisme, kita punya kanal-kanalnya,” terangnya. (re/feb/ run)