berita-utama

Buntut Ucapan Kontroversial Soal Bahasa Sunda, Giliran Pecat Arteria Dahlan Mencuat

Kamis, 20 Januari 2022 | 10:40 WIB

METROPOLITAN - Per­nyataan anggota DPR RI Arteria Dahlan soal usu­lan pemecatan terhadap kejati yang menggunakan bahasa Sunda, berbuntut panjang. Sampai-sam­pai statusnya di PDI Perjuangan serta jabatan­nya di DPR RI juga terancam. Ketua LSM Jaringan Advo­kasi Masyarakat Pakuan Pa­jajaran (JPP) Saleh Nurangga meminta Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dengan tegas memecat Arte­ria Dahlan karena perilaku dan ucapan Arteria Dahlan dinilai sering kali seenaknya. “Kami menuntut ketua umum PDIP segera memecat yang bersangkutan jika masih ingin memiliki suara di Jabar. Ini juga menyangkut harga diri masyarakat Sunda. Kami mendesak Arteria Dahlan segera meminta maaf secara terbuka,” tegas Saleh. Menurutnya, apa yang di­lontarkan Arteria Dahlan saat rapat mencerminkan aro­gansi. “Setuju dengan statmen gubernur Jabar. Karena tidak sepantasnya beliau (Arteria Dahlan, red) melakukannya. Kata-kata seperti itu meru­pakan perbuatan arogan. Terkadang bahasa daerah lain pun terlontar saat rapat tapi tidak dilakukan teguran. Mis­alnya, bahasa atau logat Medan atau Jawa, bahkan bahasa Inggris. Tidak aneh kan, biasa-biasa saja tuh. Ma­kanya, heran juga kenapa Arteria ini mengeluarkan perkataan tersebut,” jelas Sa­leh. Saleh menduga apa yang diucapkan Arteria Dahlan merupakan suatu upaya un­tuk menyudutkan orang Sunda. Ia juga meminta Ar­teria Dahlan segera meminta maaf atas pernyataannya. “Saya berharap beliau me­minta maaf atas pernyataannya kepada masyarakat Sunda. Perlu diingat, kita beraneka ragam bahasa dan mereka adalah wakil rakyat yang me­wakili masing-masing daerah, tentunya dengan berbagai ba­hasa. Jadi tolong hargai perbe­daan yang ada ini,” pintanya. Polemik pernyataan politisi PDIP terus menghangat hing­ga sesama kader PDIP pun memberikan kritik kepada Arteria. TB Hassanudin salah satunya. Ia menyebut koleganya itu kehilangan ruh sebagai kader partai nasionalis. Di sisi lain, pernyataan Arteria tidak me­wakili sikap sesama anggota DPR RI. ”Jadi ini menurut hemat saya, keluar dari ajaran. Murtad dari pakem ideologi partai. Kami (di PDIP, red) terkenal pluralis, kami partai nasiona­lis,” kata TB Hassanudin saat berbincang dengan budayawan Sunda di Museum Ajip Ro­sidi, Rabu (18/1). ”Saya sudah bicara langsung dengan Arteria Dahlan dan menyampaikan kekecewaan itu,” lanjutnya. Hasanuddin mengaku ada masukan masyarakat agar Arteria dipecat sebagai kader PDIP. Namun, ia menyerahkan keputusan tersebut kepada pengurus partai. ”Itu ranahnya partai,” ujarnya. Sementara itu, Ketua DPW PGM Indonesia Jabar Hasbul­lah juga mengecam pernya­taan Arteria Dahlan dan me­minta yang bersangkutan meminta maaf secara ter­buka. “Pertama, pernyataan ter­sebut sudah masuk ranah rasisme, sehingga sangat tidak etis disampaikan siapa pun yang ada di Indonesia ini. Serta menunjukkan arogansi anggota dewan,” ungkap Has­bullah. Menurutnya, sebagai ang­gota DPR RI seharusnya Ar­teria bisa menghormati tugas masing-masing, bukan meng­intervensi dan meminta Jaksa Agung memecat kajati yang berbahasa Sunda. “Pernyataan itu melukai hati masyarakat Sunda khu­susnya. Kami minta agar MKD memeriksa Arteria Dahlan karena sudah mengarah pada pelanggaran etik anggota de­wan, dan jangan menunggu laporan dari masyarakat,” pesannya. Sementara itu, Arteria Dah­lan tampak mempersilakan semua pihak yang mende­saknya meminta maaf untuk melapor ke MKD. Sebab, menurutnya, semua itu ada mekanismenya. ”Kalau saya salah, kan jelas mekanismenya ada MKD. Apakah pernyataan salah. Kita ini demokrasi. Silakan kalau kurang berkenan dengan pernyataan saya, silakan saja laporkan,” kata Arteria ke­pada wartawan, Rabu (19/1). Politisi PDIP itu mengaku akan repot bagi seorang ang­gota DPR untuk menyampai­kan permintaan maaf. Hal itu dikarenakan adanya meka­nisme-mekanisme yang bia­sa ditempuh bagi seorang anggota DPR. ”Izinkan saya juga menga­takan yang demikian. Repot dong kalau anggota DPR tiba-tiba didesak minta maaf se­perti ini. Kita punya meka­nisme, kita punya kanal-ka­nalnya,” terangnya. (re/feb/ run)

Tags

Terkini