berita-utama

Sarana Bus Wisata Bisa Kurangi Macet Puncak

Senin, 7 Maret 2022 | 10:20 WIB
Ilustrasi kendaraan menuju jalur puncak.

METROPOLITAN - Desti­nasi kawasan wisata Puncak, Bogor, menjadi tujuan paling diminati ketika hari libur atau momentum libur panjang. Sehingga, sering memicu ke­macetan pada jalur tujuan arah Puncak. Seperti misalnya pada libur Hari Raya Nyepi bebera­pa waktu lalu. Perjalanan dari Jakarta menuju Puncak bisa mencapai 17 jam. Direktur Eksekutif INSTRAN Deddy Herlambang mengata­kan, persoalan kemacetan jalur Puncak memang selalu terjadi setiap tahun pada saat hari libur panjang. Sehingga membutu­hkan kerja sama antar-pemerin­tah daerah (pemda), dalam hal ini Jakarta dan Bogor, dan pe­merintah pusat dalam hal ini Kementerian Perhubungan (Kemenhub) serta Kemente­rian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Deddy menjabarkan, per­soalan yang hampir terjadi setiap tahun tidak dapat dise­lesaikan oleh rekayasa lalu lintas seperti Ganjil-Genap maupun buka-tutup jalur. Hal tersebut bukanlah sebuah so­lusi bagi jalur arah Puncak. “Masalah itu sudah menahun dan pemerintah pun hanya rekayasa lalin Ganjil-Genap. Itu pun tetap macet. Rekayasa paling hanya buka-tutup. Ma­salah ini juga bukan solusi,” ujarnya. Menurutnya, solusi bagi ka­wasan wisata adalah meny­ediakan angkutan khusus yang menuju ke arah lokasi wisata. Sebab, hingga kini angkutan umum menuju tempat wisata masih sangat minim. Sehingga Pemerintah Kabupaten (Pem­kab) Bogor perlu bekerja sama dengan pemerintah pusat dalam hal ini Badan Pengelola Trans­portasi Jabodetabek (BPTJ). “Pemkab Bogor koordinasi dengan pemerintah pusat BPTJ. Karena wewenang trans­portasi pusat. Jakarta dan Bo­gor tak bisa dipikir satu wi­layah saja, tetapi secara aglo­merasi. Pemerintah setempat bisa membuat sarana bus di lokasi tempat wisata tersebut. Atau terminal dan sub-sub terminal angkutan pribadi bisa di sana,” tuturnya. Selain itu, sambung Deddy, Kementerian Pariwisata (Ke­menpar) juga dapat melakukan berbagai promosi tempat wi­sata di sekitar Jakarta. Sehing­ga minat masyarakat berlibur ke Puncak dapat terurai ke lokasi lain, seperti Jawa Barat dan Banten. “Di luar transportasi, tapi pemerataan tujuan wisata. Karena sudah tren di Puncak orang taunya di Puncak. Kalau diolah di luar Jakarta banyak seperti Anyer atau Tanjung Lesung. Jalan tolnya juga sudah dibangun di Tanjung Lesung. Ini domainnya Kementerian Pariwisata untuk promosikan daerah alternatif selain Puncak. Kalau selalu Puncak ya repot,” jelasnya. Dengan demikian, tambah Deddy, antara pemda dan pe­merintah pusat harus dapat saling bersinergi. “Solusinya tak hanya terjebak di sana (Puncak, red) tapi tu­juan pemerataan tujuan wi­sata. Kemenpar agar mengop­timalkan mempromosikan di daerah-daerah lain. Bedanya di sana pegunungan dan pan­tai. Ada promo-promo kreatif,” pungkasnya. (jp/feb/run)

Tags

Terkini