berita-utama

Tahan Hujan, Dukun Mandalika Kewalahan

Senin, 21 Maret 2022 | 10:30 WIB

Hujan deras mengguyur Sirkuit Mandalika jelang gelaran balap MotoGP 2022. Pawang hujan pun beraksi. Ya, Rara Isti Wulandari, orang yang dipercaya ‘mengendalikan’ cuaca di Sirkuit Mandalika selama gelaran MotoGP 2022. Rara direkomendasikan Menteri BUMN Erick Thohir untuk menangani cuaca selama MotoGP Mandalika 2022 digelar. IA sudah bergabung dengan tim pawang hujan sejak tes pramusim. Namun, Rara baru mulai bertugas pada 1 Maret 2022 lewat jarak jauh. Lalu, ia diminta mendatangkan hujan pada 9—11 Maret 2022 untuk mendinginkan lintasan yang baru diaspal ulang. ”Saya sebagai tim doa pawang hujan yang direkomendasikan Pak Erick Thohir (Menteri BUMN, red), dan sering menga­wal evennya Presiden Jokowi dan even kenegaraan lain,” kata Rara Isti Wulandari. “Bersama tim ITDC dan Pak Hadi Tjahjanto sebagai koor­dinator lapangan, melakukan modifikasi cuaca dengan ke­kuatan doa. Di sini saya di­minta menurunkan suhu agar lembap dan sejuk dengan sedikit hujan,” imbuhnya. Aksi Rara sebagai pawang hujan ternyata menarik perha­tian tim Dorna Sport. Banyak orang-orang dari Dorna meli­hat aksi Rara yang berkeliling sekitar sirkuit. Bahkan, aksi Rara saat berkeliling di area sirkuit menjadi perhatian ba­nyak media asing. Mereka be­ranggapan apa yang dilakukan Rara adalah hal menarik. Rara yang kini tinggal di Bali sudah lama mempela­jari ilmu menjadi ’pawang hujan’, sejak dirinya masih kecil. Rara mulai belajar pa­wang sejak umur sembilan tahun. Dalam aksinya sebagai pa­wang hujan Mandalika, Rara juga tampak membawa alat-alat khusus seperti mangkuk emas untuk meredakan hujan di area lokasi. Sesekali ia juga berhenti sambil membacakan mantra dan mengangkat alat-alatnya ke atas. Uniknya, saat ritual, ia juga tidak boleh lapar. Sebagai pawang hujan, Rara juga mengaku tidak menikah dan tidak makan daging hewan berkaki empat. Namun, tak hanya hujan deras, sambaran petir menak­utkan mewarnai gelaran Mo­toGP Mandalika 2022. Peris­tiwa yang terekam kamera itu pun kemudian ramai diper­bincangkan warganet. Bahkan, ada warganet yang menyebut momen itu sebagai duel Thor dengan pawang hujan di Sir­kuit Mandalika. Sebuah petir besar nan menakutkan mewarnai hari balapan MotoGP Mandalika 2022, Minggu (20/3) sore WIB. Kejadian yang membuat bulu kuduk merinding itu pun mendapat berbagai respons dari warganet Indonesia. Momen tersebut terjadi saat balapan MotoGP Mandalika 2022 ditunda. Sekadar dike­tahui, balapan yang sedianya digelar pada pukul 14:00 WIB itu terpaksa tertunda satu jam 15 menit karena hujan deras yang turun membasahi trek sepanjang 4,31 km itu. Lalu, dalam video yang di­unggah Instagram resmi Mo­toGP, @motogp, Minggu (20/3), terlihat sebuah petir meny­ambar salah satu tikungan Sirkuit Mandalika. Petir ter­sebut memiliki kilatan yang sangat besar berwarna kuning keunguan, bahkan mening­galkan percikan api setelah menghilang. Kejadian yang cukup menge­rikan itu pun ditanggapi konyol oleh warganet Indo­nesia. Ada yang menyebut bahwa petir itu merupakan amarah dari karakter super hero Thor, yang merupakan seorang Dewa Petir. Kejadian tersebut juga men­curi perhatian salah seorang pebalap Moto3 bernama Ric­cardo Rossi. Rider 19 tahun itu mengatakan bahwa cuaca di Mandalika sangat gila. “Kondisi di sini @gpracingin­donesia sangat gila,” jelas Rossi lewat akun Instagram-nya, @riccardo.rossi54. Terlepas dari segela kontro­versi perhelatan MotoGP di Mandalika, Indonesia sudah dua kali menyelenggarakan MotoGP. Dimana saat itu Sir­kuit Sentul jadi tempat dihe­latnya ajang balap bergengsi di dunia ini. Bahkan, kenangan MotoGP di Sentul sempat diunggah akun resmi MotoGP pada 1997. Momen ajang balapan di Sentul 1997 itu menjadi ba­lapan terakhir MotoGP di Indonesia di kelas 250cc. Dua puluh lima tahun berlalu dan kembali menggelar ajang ba­lapan di Indonesia, pihak MotoGP pun mengunggah video lawas tersebut untuk menjadi sebuah kenangan. ”Melihat kembali ke (balapan, red) Sentul pada 1997! Terakhir kali kami balapan di Indonesia, @maxbiaggiofficial mengambil kemenangan terakhirnya di kelas 250cc saat Juara Dunia empat kali itu lulus ke kelas utama pada tahun berikutnya!” tulis keterangan dalam akun Instagram @motogp. Momen lawas itu pun mem­bawa sebuah nostalgia bagi banyak masyarakat Indonesia. Bahkan, tak sedikit pula yang tak menyangka bahwa Indo­nesia pernah menjadi tuan rumah ajang kelas dunia. Dalam seri kali ini, Harian Metropolitan berkesempatan menyaksikan langsung gela­ran MotoGP seri kedua musim 2022 dari Sirkuit Mandalika, NTB. Mulai dari kualifikasi pada Sabtu (19/3) dan race utama pada Minggu (20/3). Sejak pagi, penonton dari lokal maupun mancanegara sudah memadati sirkuit dengan panjang 4,3 km itu. Untuk masuk area sirkuit, para penon­ton diarahkan parkir di luar, sebelah timur atau barat. Lalu penonton diarahkan naik bus shuttle. Namun, ada beberapa persoalan yang muncul. Bus shuttle diperki­rakan tidak sanggup mem­bawa penumpang, sehingga penumpang harus panas-panasan dan berebut naik bus masuk area sirkuit. Metropolitan bersama para penonton lain dengan kate­gori merah pun sampai harus ’membajak’ bus tujuan tribun warna lainnya demi menda­patkan transportasi. Tak cukup sampai di situ. Prediksi bahwa race akan berlangsung dengan cuaca hujan deras itu benar adanya. Hujan deras turun sekitar satu jam sebelum race. Race juga sempat ditunda sekitar satu jam lantaran kondisi lin­tasan yang tergenang air hingga membahayakan pe­balap. Apesnya, Metropolitan yang duduk di tribun B kategori merah, mendapat ’hadiah’ lantaran duduk tepat di bawah atap tribun yang bolong. Alhasil, selain basah kuyup karena hujan, siraman air dari atap yang bolong juga sangat mengganggu para penonton yang berada di lin­tasan setelah garis start dan tepat sebelum tikungan per­tama trek. ”Kacau. Ini bolong masak nggak ketahuan oleh panitia. Itu besar sekali bolongnya. Hujan sih nggak terlalu gang­gu karena cuaca, bisa pakai jas hujan. Tapi kalau bocor itu kacau lah,” ujar penonton asal Mataram, Boy, yang du­duk persis bersebelahan dengan wartawan. Belum selesai sampai di situ. Saat selesai race, bus shuttle yang membawa penon­ton ke tempat parkir masing-masing justru terkendala macet parah. Alhasil, penonton telantar karena dipaksa berjalan kaki sepanjang sekitar 5 km ke tem­pat parkir timur atau barat. ”Ini kacau. Shuttle nggak ada, jalan juga jauh. Penyeleng­gara gimana ya ini. Apa nggak terpikir alur kendaraan kelu­ar. Kan sudah tahu pasti kro­dit,” ketus Rina, penonton asal Jakarta. Meski begitu, race sendiri berlangsung seru di bawah guyuran hujan. Pebalap KTM, Miguel Olivera, mencatatkan diri sebagai pemenang per­tama sepanjang sejarah Mo­toGP Mandalika yang baru dibuka November 2021 itu. Disusul pebalap Yamaha, Fabio Quartararo, yang melo­rot ke peringkat kedua setelah start paling depan di awal race. Pebalap Ducati, Johan Zarco, menguntit di posisi ketiga dengan selisih jarak 3,158 detik dari Quartararo. (ryn/mam/run)

Tags

Terkini