Hujan deras yang mengguyur pada Sabtu (21/5) menjadi insiden mengerikan bagi warga Kampung Pasirpogor, Desa Cipelang, Kecamatan Cijeruk. Bagaimana tidak, hujan yang cukup deras itu mengakibatkan tebing setinggi delapan meter longsor dan menimpa rumah yang di dalamnya terdapat sejumlah warga yang sedang berteduh. DUDUH (43), Uum (70), Nafisa (4), dan Eneng (24) menjadi korban yang tak bisa terselamatkan dalam insiden mengerikan itu. Dudih (45) menuturkan, Uum yang menjadi salah satu korban longsor adalah ibu kandungnya. Sementara Nafisa adalah anak dari pasangan Hilman dan Eneng, yang tak lain keponakannya. Hilman, adik kandungnya, selamat dari maut. Sedangkan Eneng tidak bisa diselamatkan. Dudih mengungkapkan, saat melakukan pencarian, tim SAR menemukan jenazah Uum di bawah reruntuhan dalam posisi sedang menggendong cucunya. ”Waktu kejadian, ibu saya (Uum, red) memang lagi sedang menggendong cucunya (Nafisa, red). Waktu ditemukan di teras juga posisinya sedang pelukan, menggendong gitu,” kata Dudih di lokasi pengungsian. Ia menuturkan, longsor terjadi saat wilayah tersebut diguyur hujan deras pada Sabtu sore. Saat itu, air yang cukup deras dari sebuah vila mengalir ke rumah yang berada di bawahnya. Rumah tersebut dihuni tiga kepala keluarga, yang satu sama lain masih bersaudara. ”Semua lagi pada duduk di teras. Ada yang diam di pintu merhatiin air ngalir ke bawah,” kata Dudih. Hilman kemudian naik ke hulu untuk memperbaikinya agar air tidak mengalir ke rumahnya. ”Pas mau balik lagi dari vila itu, nggak tahunya bentengannya ambruk menimpa rumah,” ungkap Dudih. Hilman pun langsung bergegas turun untuk mengevakuasi istri, anak, dan ibunya. Namun, belum sempat menyelamatkan keluarganya, Hilman jatuh pingsan di lokasi kejadian. ”Dia langsung ngga sadar, pingsan. Mungkin sambil ingat keluarganya yang tertimbun,” ujar Dudih. Hilman kemudian dievakuasi warga dan sempat dibawa ke puskesmas untuk dilakukan penanganan medis karena mengalami luka di kaki kiri. ”Sampai sekarang istrinya masih belum ditemukan,” katanya. Sementara itu, dalam pencarian empat korban, tim gabungan sempat kesulitan melakukan evakuasi. korban atas nama Duduh (43), pada pukul 19:30 WIB. Disusul Uum (70) dan Nafisa (4) pada pukul 23:30 WIB. Bahkan, tim gabungan berhasil melakukan evakuasi seluruh korban pada Minggu (22/5), setelah sehari sebelumnya tiga korban berhasil dievakuasi beberapa jam setelah kejadian. Tim SAR gabungan akhirnya menemukan korban terakhir yang tertimbun longsor di Desa Cipelang, Cijeruk, Kabupaten Bogor. Total korban yang sudah dievakuasi sebanyak empat orang dan seluruhnya meninggal dunia. Tim SAR mengevakuasi korban dengan peralatan mulai dari pemecah beton, sekop, dan lainnya. ”Tadi awalnya saya lihat ada darah, terus daster. Kelihatan kepala dulu, posisinya begitu (telungkup, red) ketiban motor,” kata salah seorang anggota tim SAR. Petugas juga menyemprotkan air dari mobil pemadam kebakaran agar lumpur mudah dibersihkan. Jasad korban berhasil dievakuasi petugas dan dibawa dengan kantong jenazah ke musala terdekat. Kasi Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor M Adam mengatakan, dengan temuan korban terakhir ini, operasi SAR gabungan akan dihentikan. ”Alhamdulillah sudah ditemukan atas nama Eneng. Posisi agak terjepit motor, dan ini memang korban terakhir atau korban keempat yang ditemukan pascalongsor,” terangnya. Posisi korban ditemukan di bagian teras rumah. Jasad dibawa ke musala untuk selanjutnya dibawa ke Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati. ”Posisi korban kalau dari denah rumah yang kami dapat itu, posisinya di depan, teras. Karena rumah tersebut menghadap tebingan, dan kondisinya terjepit motor. Dari informasi pihak kecamatan, korban akan dibersihkan dulu, selanjutnya dibawa ke RS Kramat Jati seperti korban yang lain,” tandas Adam. (nto/far/c/mam/run)