Tahun 2023 sudah datang. Target dan harapan kembali dipasang. Tak terkecuali oleh Wali Kota Bogor Bima Arya dan wakilnya, Dedie A Rachim. Tahun ini menjadi periode terakhirnya memimpin Kota Bogor bersama-sama. Banyak program telah dituntaskan. Tapi, masih ada pula pekerjaan rumah yang menanti dieksekusi sesuai janji kampanye. SEJUMLAH proyek mentereng selesai dikerjakan. Di penghujung 2022, Bima Arya mengebut banyak capaian program. Mulai dari pedestrian, Taman Manunggal, Perpustakaan dan Galeri Kota Bogor, hingga Masjid Agung. Di awal 2022, Bima-Dedie mengusung tagline Kota Bogor kembali berlari dan terus berlari lewati pandemi. Di Tahun Baru 2023, Bima pun menuliskan keinginannya memberikan yang terbaik untuk Kota Bogor. “Tahun 2023 adalah tahun terakhir di periode kedua saya dengan Kang Dedie. Insya Allah, kami ikhtiar untuk berikan yang terbaik untuk Kota Bogor,” begitu tulis Bima Arya di laman Instagram-nya. Lantas, bagaimana dengan janji kampanyenya bersama Dedie A Rachim? Sudahkah terealisasi semua? Jika ditilik, masih ada sedikitnya tiga program yang belum terealisasi. Yakni, pembangunan Gelanggang Olahraga (GOR) di setiap kecamatan, pembangunan Jalan Regional Ring Road (R3), dan pembangunan flyover di Jalan Kebonpedes. Wali Kota Bogor Bima Arya tak menampiknya. Bahkan, Bima mengakui bahwa janji kampanye yang tidak bisa terealisasi adalah terwujudnya gedung olahraga di setiap kecamatan. ”Mungkin ya, tapi kita coba maksimalkan di 2024 sebetulnya. Sekarang kan sudah (dibangun, red) tiga. Tiga lagi coba kita usahakan. Tapi mungkin dugaan saya nggak bisa semua. Satu atau dua (mampu dibangunnya, red),” kata Bima Arya. Bukan hanya soal fasilitas olahraga di tiap kecamatan. Masalah pembangunan Jalan R3 lanjutan, Bima mengakui hal itu belum bisa dituntaskan sampai akhir jabatannya nanti. ”R3 rasanya kalau di 2023 belum, pembebasan saja. Mungkin pembangunannya begitu (dilakukan di 2024, red),” ujar Bima Arya. Bima menyebut tidak semua janji kampanye bisa terwujud di masa kepemimpinan bersama Dedie A Rachim. Namun, ia mengaku sudah melakukan pemetaan untuk tetap menyelesaikan janji kampanye Bima-Dedie. ”Nggak mungkin semua kebutuhan tercukupi di masa saya dengan pak wakil. Yang penting ada pemetaan dan maping-nya saja,” imbuh Bima Arya. ”Kalau target-target yang lain atau angka-angka seperti RTLH (Rumah Tidak Layak Huni) gitu, ini semua sudah terlampaui. Dan yang paling dekat ya mudah-mudahan sudah bisa menerima siswa baru adalah di Sekolah Satu Atap di Kencana,” imbuhnya. Sementara itu, Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim mengaku tidak masalah jika janji kampanye ini tidak tuntas di masa akhir jabatan Bima-Dedie pada 2023. Terpenting, perencanaannya harus dilaksanakan sesegera mungkin agar bisa terwujud di 2024. ”Tentu (saya, red) ingin menuntaskan seluruh janji-janji politik, dan mudah-mudahan masih ada kesempatan untuk bisa mengabdikan diri, serta juga memaksimalkan apa potensi yang ada, untuk sebesar-besarnya (memberikan, red) kemanfaatan untuk masyarakat,” ujar Dedie A Rachim. Terpisah, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Bogor Rudy Mashudi menuturkan, untuk kegiatan pembangunan flyover di Jalan Kebonpedes belum bisa dipastikan kapan akan dilaksanakan. Sebab, kewenangan pembangunan ini berada di Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat (Jabar). ”Itu kewenangan provinsi, bukan kita. (Masuk sebagai janji politik, red) Betul, tapi kita harus realistis. Kewenangannya bukan kita,” kata Rudy. ”Kita melakukan DED (detail gambar kerja, red) sudah. Kemarin sudah komunikasi dengan provinsi terkait pembebasan lahan. Kata provinsi, silakan dilakukan oleh daerah. Tapi kita bilang ini kewenangannya provinsi,” ujarnya. Untuk diketahui, Bima-Dedie sendiri masuk 170 kepala daerah yang masa jabatannya akan berakhir pada 2023, atau sebelum pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak 2024 dilaksanakan. Bima-Dedie dilantik secara resmi menjadi wali kota dan wakil wali kota Bogor sejak Sabtu, 20 April 2019 lalu. Saat itu, keduanya dilantik langsung Gubernur Jabar Ridwan Kamil di aula barat Gedung Sate, Bandung. Dalam perjalanannya, Bima-Dedie memiliki beberapa program prioritas yang dituangkan dalam janji politik. Program ini merupakan acuan yang akan mereka capai selama menjalankan roda pemerintahan di Kota Bogor. Sedikitnya ada enam program prioritas yang mereka miliki. Seperti Bogor Lancar, Bogor Merenah, Bogor Kasohor, Bogor Motekar, Bogor Samawa, dan Abdi Bogor. Menurut Bima, masih ada dua tahun lagi waktu untuk menuntaskan janji politik sebagai wali kota dan wakil wali kota Bogor. Sebab, di tahun ini pula ia bersama wakilnya akan menyusun Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2024. ”Masih ada dua tahun lagi sebenarnya, kalau berbicaranya sampai 2023. Tetapi kan masa jabatan ini atau APBD-nya masih sampai 2024. Jadi masih ada hal-hal yang dikerjakan di 2024, walaupun kami sudah tidak menjabat lagi,” kata Bima Arya. ”Mungkin nanti di April, kita empat tahun pemerintahan saya dengan pak wakil, itu akan buat satu kegiatan melaporkan janji kampanye yang sudah dan belum,” ujarnya. Diketahui, dalam APBD 2023, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor menganggarkan anggaran nyaris mencapai setengah triliun alias Rp449.567.503.041 untuk mengerjakan program prioritas di 2023. Dalam program prioritas itu, ada beberapa kegiatan yang bertujuan menuntaskan janji politik Bima-Dedie sebagai wali kota dan wakil wali kota Bogor. Berdasarkan data yang dihimpun, program prioritas untuk menuntaskan janji politik dianggarkan mencapai Rp428.091.266.115. Dengan rincian: Bogor Lancar senilai Rp69.480.347.462, Bogor Merenah Rp120.024.688.537, Bogor Kasohor Rp25.727.844.000, Bogor Motekar Rp52.844.127.882, Bogor Samawa Rp53.482.032.290, dan Abdi Bogor Rp106.532.225.944. (rez/feb/run)