METROPOLITAN.ID - Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD Bakti Pajajaran, Cibinong, Kabupaten Bogor kini memiliki layanan terapi hiperbarik pertama di Bogor.
Terapi hiperbarik merupakan metode pengobatan yang melibatkan pernapasan oksigen murni dalam ruangan bertekanan tinggi.
Tujuannya, meningkatkan kadar oksigen dalam darah dan jaringn tubuh, mempercepat penyembuhan luka, dan membantu melawan infeksi.
Dokter Anti Aging Medicine pada RSUD Bakti Pajajaran, dr. Amelia Dwifka Putri mengatakan, terapi ini awalnya hanya digunakan oleh kalangan militer, khususnya Angkatan Laut, untuk mengatasi penyakit dekompresi pada penyelam.
Namun seiring perkembangan ilmu kedokteran, manfaat terapi ini terbukti jauh lebih luas.
"Kalau di luar kan oksigen yang selama ini kita hirup 22-23 persen, di Hiperbarik ini kita kasih oksigen murni mendekati 100 persen pada ruangan bertekanan tinggi. Jadi nanti pasiennya seolah-olah berada di 14 meter di bawah laut," ujar Amelia, Kamis, 31 Juli 2025.
Menurutnya, terapi hiperbarik dimanfaatkan untuk mempercepat pemulihan stroke, luka bakar, luka pascaoperasi, gangren, saraf kejepit, patah tulang, hingga gangguan tidur dan kesuburan.
Bahkan, terapi ini juga mulai diminati untuk perawatan kecantikan dan kebugaran.
"Pasien stroke yang awalnya pakai kursi roda, setelah terapi ke-4 atau ke-5 sudah bisa berjalan sendiri. Efeknya bisa langsung terasa, meski tergantung kondisi masing-masing pasien," ungkapnya.
Terapi hiperbaruk ini bersifat tambahan (adjuvant), bukan pengganti pengobatan utama.
Jumlah sesi terapi tergantung kondisi pasien, rata-rata dilakukan 10 kali, namun bisa mencapai 20–30 kali untuk kasus berat seperti gangren basah.
"Biasanya di sesi keempat atau kelima sudah mulai terlihat hasilnya. Tapi tentu tetap dibantu sama obatnya tetap diminum," jelas Amelia.
Chamber hiperbarik di RSUD Bakti Pajajaran berkapasitas 8 orang untuk 7 pasien dan 1 perawat.
Setiap sesi berlangsung sekitar 1,5 hingga 2 jam, dibagi dalam tiga tahap terapi dengan tekanan setara 2,4 ATA (Atmosphere Absolute).
Layanan terapi hiperbarik ini terbuka untuk anak-anak hingga lansia, asalkan dalam kondisi kooperatif dan bisa mengikuti tindakan ekualisasi tekanan pada telinga.