bisnis

Bukan Cuma Tupperware, Ini Deretan Perusahaan Besar yang Alami Nasib Tragis

Senin, 14 April 2025 | 09:36 WIB
Tupperware Brands Corporation mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan operasionalnya di Indonesia. (Instagram/@tupperwareid)

Bata memulai perjalanannya di Indonesia pada tahun 1939 melalui kerja sama dengan importir Netherlandsch-Indisch di Tanjung Priok.

Statusnya sebagai perusahaan asing sempat membatasi ruang gerak mereka, di mana mereka dilarang menjual produk langsung ke pasar.

Untuk mengatasi hal tersebut, Bata menerapkan sistem konsinyasi dan mendistribusikan produknya melalui penyalur khusus.

Baca Juga: Cek Jadwal Tayang dan Statistik Lengkap Timnas U-17 vs Korea Utara Jelang Perempat Final

Perusahaan ini semakin berkembang ketika mendirikan pabrik di Kalibata, Jakarta Selatan pada tahun 1940 dan kemudian memperluas operasinya ke Purwakarta pada 1994.

Sejak 1982, Bata juga sudah tercatat sebagai emiten di Bursa Efek Indonesia dengan kode saham BATA.

Namun sayangnya, sejarah panjang dan brand yang kuat tidak cukup menyelamatkan Bata dari keterpurukan di tengah persaingan industri sepatu yang semakin ketat dan tren digitalisasi yang belum bisa diimbangi.

Baca Juga: Ini Dugaan Penyebab Kebakaran di Leuwiliang yang Timbulkan Ledakan Kembang Api

2. Revlon

Revlon, salah satu merek kosmetik legendaris asal Amerika Serikat, mengajukan perlindungan kebangkrutan Bab 11 pada Juni 2022.

Perusahaan yang telah berdiri selama 90 tahun ini mengalami krisis besar akibat beban utang yang menumpuk serta masalah dalam rantai pasokan.

Pada Maret 2022 saja, Revlon tercatat memiliki utang jangka panjang mencapai US$ 3,31 miliar.

Baca Juga: Bupati Bogor Lepas 1 Ton Ikan untuk Mancing Massal Warga, Ingin Fasilitas Publik Bisa Dimanfaatkan Masyarakat

Pandemi Covid-19 memperparah kondisi Revlon, menjadikannya sebagai perusahaan kosmetik raksasa pertama yang mengajukan kebangkrutan selama pandemi berlangsung.

Meskipun berusaha mendapatkan pembiayaan sebesar US$ 575 juta dari pemberi pinjaman, upaya tersebut belum cukup untuk membalikkan nasib perusahaan.

Halaman:

Tags

Terkini

Update Harga Perak Hari Ini Minggu 21 Desember 2025

Minggu, 21 Desember 2025 | 17:06 WIB