METROPOLITAN - Keberadaan Terminal Leuwiliang yang seharusnya ramai dari penumpang dan angkot malah berbanding terbalik dengan kondisinya saat ini. Terminal yang memiliki luas 2,8 hektare tersebut hanya dijadikan tempat melintas angkot.
Menanggapi persoalan ini, Kepala Terminal Leuwiliang Haril Darwis mengaku faktor utama yang membuat terminal sepi yaitu banyak yang enggan masuk dan memilih memutar arah.
”Kita sudah berusaha menarik angkot plat hitam masuk terminal dan bus parawisata, namun kurang maksimal,” ujarnya.
Darwis menambahkan, berbagai upaya untuk peningkatan terminal sudah dilakukan mulai dari sosialisasi agar angkot masuk terminal dan program kuningisasi angkot.
Saat ini angkot yang masuk terminal trayek 05A Leuwiliang-Laladon, 05B Leuwiliang-Jasinga, 11 Leuwiliang-Ciampea, MGI Leuwiliang-Cikidang-Sukabumi dan mengkuningisasi plat hitam.
”Saat ini mobil masih terbatas, sehingga pemberangkatan hanya dua kali,” tukasnya.
(jie/b/yok/dit)