LEUWILIANG - Selama lima tahun saluran irigasi Cianten Cigatet dibiarkan rusak tanpa perawatan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengairan V Leuwiliang. Akibatnya 150 hektare persawahan milik petani di Desa Karehkel, Kecamatan Leuwiliang, kekeringan dan gagal panen.
“Saya sudah bosan mengajukan perbaikan saluran Irigasi Cikopea ke dinas terkait, namun hingga kini belum ada tanggapan,” ujar Kepala Desa Karehkel Jendi Rain saat Musrenbang tingkat Kecamatan Leuwiliang, kemarin.
Menurutnya, saluran Irigasi Cianten Cigatet melewati empat desa yaitu Desa Barengkok, Leuwimekar, Leuwiliang dan Karehkel. Sementara banyaknya sampah menyebabkan pendangkalan kali, ditambah lagi banyak Turap Penahan Tebing (TPT) yang rusak.
Selama ini warga sering mengeluhkan kondisi irigasi yang kering ke UPT Pengairan V Leuwiliang, namun tak ada solusi juga. “Desa Karehkel merupakan pemasok sayur ke wilayah Depok dan Jakarta. Namun sejak aliran kering, banyak petani yang gagal panen dan tak bisa lagi ke sawah,” keluhnya.
Sudah lima tahun Irigasi Cianten Cigatet kering. Akibatnya 150 hektare sawah milik petani mengalami kekeringan. Padahal, hampir 80 persen warga Desa Karehkel berprofesi sebagai petani. “Perbaikan saluran Cianten merupakan kebutuhan yang urgen. Karena itu kami minta pemerintah daerah peka dan pemperbaiki saluran yang menjadi sumber penghidupan petani Karehkel,” pungkasnya.
(ads/c/yok/ run)