bogor-barat

5 Tahun Petani Karehkel Kekeringan

Kamis, 26 Januari 2017 | 09:13 WIB

LEUWILIANG - Selama lima tahun saluran irigasi Cianten Cigatet dibiarkan rusak tanpa perawatan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengairan V Leuwiliang. Akibatnya 150 hektare persawahan mi­lik petani di Desa Karehkel, Kecamatan Leuwiliang, kekeringan dan gagal panen.

“Saya sudah bosan mengajukan per­baikan saluran Irigasi Cikopea ke dinas terkait, namun hingga kini belum ada tanggapan,” ujar Kepala Desa Karehkel Jendi Rain saat Musrenbang tingkat Kecamatan Leuwiliang, kemarin.

Menurutnya, saluran Irigasi Cianten Cigatet melewati empat desa yaitu Desa Barengkok, Leuwimekar, Leuwili­ang dan Karehkel. Sementara banyaknya sampah menyebabkan pendangkalan kali, ditambah lagi banyak Turap Pena­han Tebing (TPT) yang rusak.

Selama ini warga sering mengeluhkan kondisi irigasi yang kering ke UPT Peng­airan V Leuwiliang, namun tak ada so­lusi juga. “Desa Karehkel merupakan pemasok sayur ke wilayah Depok dan Jakarta. Namun sejak aliran kering, ba­nyak petani yang gagal panen dan tak bisa lagi ke sawah,” keluhnya.

Sudah lima tahun Irigasi Cianten Ci­gatet kering. Akibatnya 150 hektare sawah milik petani mengalami keke­ringan. Padahal, hampir 80 persen warga Desa Karehkel berprofesi sebagai petani. “Perbaikan saluran Cianten merupakan kebutuhan yang urgen. Ka­rena itu kami minta pemerintah daerah peka dan pemperbaiki saluran yang menjadi sumber penghidupan petani Karehkel,” pungkasnya.

(ads/c/yok/ run)

Tags

Terkini