METROPOLITAN –Harga daging sapi di Pasar Leuwiliang, Kabupaten Bogor, naik. Akibatnya, hampir seminggu ini para pedagang mengalami penurunan omzet hingga 40 persen. Jika biasanya harga daging sapi dibanderol Rp90 ribu, saat ini harganya nyaris tembus Rp100 ribu. “Hampir sepuluh hari ini harganya naik. Biasanya saya jual Rp105 ribu, kini Rp120 ribu. Makanya banyak pembeli yang mengeluh,” ungkap pedagang daging sapi di Pasar Leuwiliang, Aris (45). Selain Aris, hal serupa diungkapkan Acong. Ia menuturkan, sejak kenaikan harga daging sapi, omzet penjualan daging sapi anjlok. “Turun 40 persen penjualannya, karena sepinya pembeli dan banyak keluhan dari pelanggan harga naik secara mendadak,” keluhnya. Sementara itu, seorang pembeli sapi warga Puraseda Leuwiliang, Rohiyati (38), menuturkan, kenaikan harga terjadi untuk pembelian jeroan. Jika biasanya ia membeli seharga Rp60 ribu, sekarang menjadi Rp65 per kilogramnya. “Mau gimana lagi kalau nggak beli nggak jualan dong. Saya berharap harganya bisa turun lagi,” pintanya. Naiknya harga daging sapi, membuat para pedagang yang tergabung dalam Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) se-Jabodetabek melakukan aksi mogok berjualan selama tiga hari terhitung sejak Rabu (20/1) ini. Di Pasar Leuwiliang, para pedagang tidak ikut aksi mogok berjualan lantaran kebutuhan sehari-hari lebih mendesak, meski penjualan menurun. Apalagi, menurut para pedagang, saat pandemi seperti ini tentu banyak kebutuhan hidup yang harus dicukupi. Mereka berharap pemerintah segera menurunkan harga daging sapi yang tentu membebankan penjual dan masyarakat. (ads/c/ feb/py)