METROPOLITAN - Bencana banjir menyisakan duka bagi pasangan keluarga Dotoy Sudrajat dan Enok. Sebab, sejak bencana alam yang mengakibatkan meluapnya Sungai Cidurian pada Minggu (7/2), dapurnya ikut hanyut diterjang derasnya arus sungai. Rumah yang berada di bantaran Sungai Cidurian, tepatnya di Kampung Parungsapi, RT 07/08, Desa Kalongsawah, Kecamatan Jasinga, selama ini jadi langganan banjir. Pemilik rumah, Enok, menceritakan, kejadian bermula saat ia dan keluarganya berada di rumah. Saat itu hujan terus mengguyur sejak siang hari. ”Awalnya air sungai datang secara tiba-tiba, terus mendengar gemuruh sungai dan bebatuan. Pikir saya wah dapur retak lagi. Soalnya ada bunyi tembokan kayak retak gitu. Saya lihat dari jendela air sungai sudah besar. Ternyata di luar rumah tetangga sudah ramai nyuruh keluar rumah,” ujarnya. Ia pun selalu dihantui rasa takut ketika hujan deras tiba. Ia berharap pemerintah memberikan solusi agar ia dan warga lainnya tenang ketika hujan turun. ”Kalau pindah rumah sih belum kepikiran, karena kan harus bangun rumah lagi dari nol. Pengennya sih ada normalisasi Sungai Cidurian. Pinggir rumah ini sudah empat kali dibikin bronjong secara swadaya, tapi hanyut terus ketika air Sungai Cidurian sangat deras,” bebernya. Disinggung soal bantuan, Enok mengaku sudah dua kali bencana menimpa rumahnya, namun bantuan tak kunjung ia terima. ”Sudah dua kali bencana, belum pernah ada bantuan. Tapi kalau diminta syarat-syaratnya sih sudah, itu pun bencana tahun lalu. Kalau yang lain sudah ada yang terima,” katanya. Menanggapi hal itu, Sekretaris Desa (Sekdes) Kalongsawah, Sugito, mengaku sudah melaporkan kejadian tersebut ke pihak kecamatan maupun BPBD. ”Sudah kami laporkan Pak. Kemarin itu penghuni rumahnya ngungsi, tapi saat ini belum dicek lagi. Saya imbau warga segera melaporkannya ke pihak desa agar penanganannya lebih cepat,” imbaunya. (ads/c/ feb/py)