METROPOLITAN – Kondisi area Terminal Leuwiliang Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) nampak kumuh. Bahkan, ketika curah hujan tinggi, terminal tersebut sering kebanjiran akibat buruknya drainase. “Di sini memang sudah langganan banjir. Kalau hujan pasti air menggenangi area terminal,” terang seorang pengendara, Asep (32). Asep mengaku sangat menyayangkan kondisi Terminal Leuwiliang yang kerap kebanjiran, namun tidak cepat diperbaiki. Padahal, akses Jalan Terminal Leuwiliang banyak dilalui kendaraan. ”Kalau tidak cepat diperbaiki, kondisi jalan di depan terminal bisa cepat rusak,” keluhnya. Senada dikatakan Camat Leuwiliang, Daswara. Meski prihatin dengan kondisi yang ada, ia mengatakan bahwa Terminal Leuwiliang merupakan kewenangan provinsi. Sebab, tipenya sudah berganti dari tipe C menjadi B. “Di sana ada dua Dishub, sebagian masuk ke Kabupaten Bogor dan sebagian masuk ke provinsi,” terangnya. Menanggapi hal itu, anggota Komisi III DPRD Kabupaten Bogor, Aan Triana Almuharom, menyayangkan kondisi Terminal Leuwiliang tersebut. “Harus ada langkah-langkah konkret dari Dishub supaya ke depan tidak lagi mengalami kebanjiran dan terkesan kumuh,” jelasnya. Aan berharap apa yang menjadi persoalan banjir yakni tersumbatnya aliran air di Terminal Leuwiliang segera diatasi. ”Penting sekali penataan, karena menyangkut keindahan. Kadang kita kalau lewat kondisi terminal sudah seperti pasar. Makanya saya akan coba komunikasi ke pihak terkait,” tukasnya. (ads/c/feb/py)