METROPOLITAN - Curah hujan yang tinggi dan menumpuknya sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Galuga, Kecamatan Cibungbulang, menyebabkan pergeseran sampah. Tidak adanya tanggul pembatasan di lokasi TPA Galuga, 2.000 Kepala Keluarga (KK) di Kampung Cimangir Tengah dan Kaler, Desa Galuga, bakal tertutup sampah. Kepala Desa Dukuh, Irfansah, mengaku terjadinya pergeseran sampah di TPA Galuga sudah dua kali terjadi. Namun, ini yang paling parah karena pergeseran tumpukan sampah milik kota dan kabupaten sudah berdekatan dengan permukiman warga, kurang lebih berjarak seratus meter. Untuk itu, pihaknya meminta pertanggungjawaban dari Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor dan (Pemkab) Bogor akan adanya pergeseran sampah. ”Jika tidak cepat diantisipasi dinas terkait, dikhawatirkan sampah tersebut bisa mengenai 2.000 rumah warga yang berada di dua RW. Menurut Irfan, selama ini tidak ada tanggul pembatasan antara lokasi TPA Galuga dengan permukiman warga. Tumpukan sampah di TPA Galuga bakal mengelakkan rumah warga. Masyarakat sudah lama menginginkan adanya pembangunan tanggul pembatas antarlokasi TPA Galuga dengan permukiman warga. Tujuannya menjaga terjadi longsor sampah yang sudah overload di TPA Galuga. ”Selain ingin adanya tanggul pembatas, keinginan warga kompensasi untuk Desa Dukuh bisa sama dengan Desa Galuga. Selama ini kompensasi Desa Dukuh kecil, hanya 15 persen,” pungkasnya. (ads/suf/run)