CISARUA - Udara sejuk, pemandangan indah, kebun binatang, deretan hotel dan vila hingga wisata pemuas hasrat seksual pun banyak tersebar membuat Puncak Bogor menjadi salah satu destinasi wisata yang cukup lengkap. Bukan wanita lokal, tapi para imigran asal Timur Tengah lah yang cukup mendominasi wisata birahi di Puncak. Bahkan ada anggapan tidak sulit untuk mendapatkan servis dari PSK yang dijuluki ‘magribi’. Hanya saja, pengunjung tinggal meminta secara blak-blakan kepada penyedia sewa vila.
“Mau cewek lokal atau magribi. Kalau lokal Rp600 ribu, magribi umumnya memberi layanan short time (dua jam-an) berkisar Rp1,5 sampai Rp5 juta tergantung layanan,” papar pria yang namanya enggan disebutkan. Fenomena seperti ini sudah lazim terjadi pada kawasan wisata di belahan dunia mana pun. Untuk mencegah hal itu, pemerintah tidak hanya berdiam diri, penertiban dan penangkapan sudah sering dilakukan.
Seperti yang dilakukan pada Kamis (19/1) dini hari lalu, empat perempuan asal Maroko ditangkap petugas Imigrasi Bogor saat tengah dibuking turis asal Arab. Mereka adalah Saimah Zanib (19) ditangkap di Restaurant Aljazeraa, Jalan Raya Puncak, Kecamatan Cisarua. Busara (23) ditangkap di Villa Delima Panca Sejahtera 1 Kampung Amper, Desa Tugu Selatan.
Lalu Aminah (19) dan Saima (28) ditangkap di Vila Paten, Kampung Ciburial, Desa Tugu Utara, Kecamatan Cisarua. Meski demikian, praktik bisnis esek-esek ini tetap tumbuh subur di kawasan wisata pegunungan indah dan menakjubkan yang sering disebut hadiah dari surga itu.
(bo/suf/mg3/dit)