TAMANSARI - Jika jalan-jalan ke Pure Agung Jagatkarta di Desa Tamansari, Kecamatan Tamansari, pengunjung akan dimanjakan hijaunya pemandangan Gunung Salak. Begitu pun dengan pohon-pohon pinus yang berjejer di sepanjang jalan. Namun, aneh bin ajaib di daerah sejuk itu, warga masih kesulitan mendapatkan air bersih.
Sungai kering, sekali pun di musim hujan. Warga di sana enggan membuat sumur. Pasalnya, yang sudah-sudah, sumur sedalam 22 meter pun tak ada airnya. ”Disini andalin mata air dan air hujan. Tapi, sekarang mata air kecil, hujan juga jarang di sini. Gerimis doang seringnya,” ujar warga Warung Loa, Desa Tamansari Imam Supandi (45).
Sulitnya sumber air pun terjadi di Desa Sukajaya dan Desa Sukaluyu, Kecamatan Tamansari. ”Disini andalin bak penampungan yang ada di mata air. Ngebor sumur nggak pernah ada airnya,” beber warga RT 01/02 Desa Sukaluyu, Maulana (29).
Krisis air di musim hujan juga terjadi di kawasan Curug Nangka. Itu dibuktikan debit air di Curug Nangka hanya mengalir ketika hujan. Sementara jika tidak hujan hanya menyuguhkan pemandangan batu kali. ”Saat ini banyak vila di Kecamatan Tamansari. Terus penduduknya juga bertambah.
Banyak pendatang, sedangkan sumber airnya Cuma itu saja. Jadi susah air,” ujar tokoh masyarakat Kecamatan Tamansari Hanif Akbar. Dia berharap agar pemerintah mencarikan sumber mata air untuk dialirkan kepada warga. ”Harus ada peran pemerintah dalam mencari mata air. Lalu buat penampungan untuk disalurkan ke warga,” tukasnya.
(ash/b/suf/mg4/dit)