CISARUA - Hutan di kawasan Puncak diduga mengalami banyak kerusakan, hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya bangunan-bangunan vila dan hotel yang berada di kawasan resapan air. Sehingga efeknya banyak terjadi pergerakan tanah berupa longsor dan banjir.
Sebut saja di kawasan Hutan Telaga Warna yang seharusnya menjadi hutan lindung. Kini banyak pula yang dijadikan pondok-pondok penginapan, meski terbuat dari kayu tentunya keaslian alam yang ada menjadi terganggu. Belum lagi risiko sampah yang dihasilkan dari kunjungan para tamu yang menginap di sana.
Tentunya risiko itu akan tegak lurus dengan kerusakan alam. Yang paling nyata terlihat adalah, banyaknya monyet yang seharusnya berada di hutan, kini turun ke jalan. Binatang-binatang itu seolah tidak takut mengais makanan di pinggir jalan. Bahkan ada yang berani mengambil tas milik wisatawan karena mungkin disangka berisi makanan.
Hal itu, menurut Ketua Walhi Jawa barat Dadan Ramdan, disebabkan habitat aslinya sudah rusak sehingga sumber makanannya pun berkurang dan akhirnya mereka mencari makan ke jalan dan perkampungan.
(ash/b/suf/dit)