CISARUA - Terjebak macet menjadi hal yang membosankan dan menyebalkan bagi sejumlah orang, namun bagi pengemis justru menjadi peluang untuk menambah pundi-pundi rupiah. Begitu pun dengan jalur Puncak. Setiap akhir pekan, pengemis mulai memenuhi jalur tersebut. Di balik keberagamannya, ternyata mereka
hidup berpaket atau berkelompok. Misalnya, pengemis “tangan dan kaki buntung” itu akan datang bersama-sama. Begitu pula pengemis “buta”. Selalu didrop kendaraan roda empat yang telah disewa. Sebelum berharap belas kasihan orang, mereka melakukan rapat internal untuk menentukan lokasi dan jadwal mereka pulang. “Untuk pengemis biasanya paketan. Setiap Jumat datang sejak pukul 05:00 WIB,” ujar Kanit Pol PP Kecamatan Ciawi, Sunarto.
Mereka, sambungnya, datang sejak dinihari diantar sebuah mobil dan disebar ke sejumlah titik. Mulai dari Simpang Ciawi, Pintu Tol Gadog, Simpang Gadog, Tanjakan Selarong, Simpang Megamendung hingga Puncak Pass. “Pengemis datang dari berbagai daerah. Bahkan ada yang berasal dari Jakarta. Sengaja ke Bogor hanya untuk mengemis di jalur Puncak. Mereka datangnya subuh dan malam hari pukul 23:00 WIB sudah dijemput lagi,” tukasnya.
(ps/suf/dit)