Desa Sukaharja menggelar tablig akbar ”Gunung Salak Bersalawat” dengan mengundang 80 habib dan kiai dari berbagai daerah termasuk Solo dan Jakarta. Gelaran tablig akbar ini akan dilangsungkan selama dua hari tiga malam di halaman Kantor Desa Sukaharja, Kecamatan Cijeruk dan melibatkan semua unsur. Di antaranya, Nahdlatul Ulama (NU), Wahabi, Syiah dan Islam tradisional.
KEGIATAN ini diprakarsai Kepala Desa (Kades) Sukaharja Santoso beserta jajarannya yang berkoordinasi dengan para tokoh agama dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) setempat.
Santoso mengatakan, di Desa Sukaharja terdapat beberapa golongan umat yang memperingati Isra Mi’raj. “Mereka semua kita akomodasi tanpa melihat golongan umatnya. Yang terpenting keadaan umat Islam di desa ini kondusif dan tidak saling mengganggu dalam aktivitas keagamaan masing-masing,” katanya kepada Metropolitan.
Santoso menambahkan tingkat kondusivitas desa sangat diperlukan karena warga dapat melaksanakan kegiatan apa pun dengan tenang dan tidak menimbulkan gejolak. ”Biarkan umat muslim yang ada di sini beribadah dengan tenang dan tidak saling mengusik,” ujarnya.
Tokoh pemuda setempat Muhamad Badarudin, mengapresiasi acara tablig akbar ini dan berharap toleransi umat Islam di desanya terjaga baik. ”Kades berperan penting dalam menjaga toleransi desa ini sehingga tidak ada gesekan antarumat dan dapat beribadah dengan tenang sesuai akidahnya masing-masing,” bebernya.
Dia juga tidak mempermasalahkan perbedaan pandangan umat yang ada lingkunganya. “Berbeda tidak apa-apa, namun jangan saling mengusik agar masyarakat dapat beribadah dengan tenang, aman dan damai, mudah-mudahan terjaga terus,” tutupnya. (nto/b/suf/dit)