Caringin- Hanya memiliki lima ruang belajar dengan jumlah siswa yang mencapai 122 peserta didik membuat SDN Pasir Buncir, Desa Pasir Buncir, Kecamatan Caringin, Kabupaten Bogor kwalahan. Tak pelak, keterbatasan tersebut membuat pihak sekolah membagi waktu kegiatan belajar mengajar menjadi dua shif. Sehingga membuat anak didik merasa tidak nyaman dan kurang fokus saat jam pelajara.
Kepsek SDN Pasri Buncir Enday Sudirman mengaku ruang kelas yang ada sudah tidak dapat menampung siswa yang ada jika waktu belajar diseragamkan. “Shift pertama untuk anak kelas satu dari pukul 08.00 WIB hingga pukul 10.00.WIB. Pukul 10.00 WIB hingga pukul 12.00 WIB untuk kelas dua, sehingga siswa kelas dua menjadi kurang nyaman dalam belajar,” bebernya kepada Metropolitan.
Sementara itu, lanjut dia, pengajuan penambahan ruang kelas sudah pernah diajukan. Namun hingga kini belum terealisasi, padahal banyak beberapa sekolah yang masih bagus namun acap kali sekolah tersebut mendapat bantuan. “Sudah pernah kita ajukan namun belum juga dapat bantuan. Sementara ada rumah dinas (rumdin) yang sudah ambruk dan berdekatan dengan sekolah kami, bisa digunakan untuk penambahan ruang kelas, jika memang diizinkan,” kata dia lagi.
Tak hanya itu, pihaknya juga mengaku membutuhkan pemagaran sekolah, pembuatan kamar kecil. “Kami Cuma punya satu WC dan itu masih sangat kurang,” terangnya. Di tempat yang sama, salah satu orangtua siswa Ningsih (34) berharap, ruang kelas bagi para siswa bisa ditambah dalam waktu dekat karena sudah sangat dibutuhkan. “MUdah mudahan tahun depan bisa dibangun ruang baru untuk siswa,” pungkasnya.
(nto/b/suf)