-
Cisarua - Banyak prediksi yang menyebutkan,musibah longsor dan banjir yang terterjadi beberapa hari kebelakang akibat tatanan tata ruang puncak yang sudah tidak lagi ramah lingkungan. Seperti banyaknya lahan - lahan resapan air yang sudah beralih fungsi menjadi bangunan - bangunan permanen,atau hutan - hutan konservasi yang berubah menjadi hutan beton. Sebut saja untuk lahan kawasan lindung yang sampai kini masih digunakan oleh Alfa resort,atau kawasan hutan konservasi Talaga warna yang sudah banyak berdiri kamar - kamar hotel dan restoran.
Untuk itu diperlukan penataan ulang kawasan Puncak,agar musibah - musibah seperti iti tidak terjadi lagi.Hal tersebut dikatakan secara gamblang oleh menteri pekerjaan umum dan perumahan rakyat (PUPR) Basuki hadimuljono dihadapan para wartawan. "Longsor itu karena perubahan tata ruang di kawasan Puncak. Banyaknya bangunan dan warung-warung menjadi penyebab bencana longsor," ungkapnya.
Hal serupa juga dikatakan Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar,resapan air yang berkurang karena banyaknya bangunan - bangunan liar. Sehingga menyebabkan tanah menjadi jenuh. “Pemerintah Kabupaten Bogor seharusnya jangan tebang pilih, siapapun jika melanggar aturan seharusnya bongkar, agar jangan sampai ke depannya terjadi lagi bencana lebih besar yang tidak kita harapkan,” tegasnya.
Himbauan itu rupanya dilaksanakan oleh satuan polisi pamong praja (Satpol PP) Kabupaten Bogor, dengan mengeluarkan surat pemberitahuan yang bernomor 331 -1/293 /Tibum yang bertanggal 8 Februari 2018, yang hanya ditujukan kepada warung - warung yang berpotensi rawan longsor.
(ash/b/suf)