Cisarua - Kejadian Banjir beberapa pekan lalu patut menjadi peringatan bagi siapapun, betapa pentingnya mengelola air hujan. Banyaknya ruang terbuka hijau ditutup baik perumahan, jalan dan lain-lain, mengakibatkan jumlah air yang terserap di ruang Catch Area terbatas. Air yang seharusnya mengalir ke sungai-sungai, kini sebagian tumpah ruah kejalan,bahkan sampai ke rumah penduduk dan fasilitas umum.Sehingga merusak bangunan.
Aktivis Lingkungan Hidup Puncak Tedja Kusuma, mendesak agar Pemkab Bogor bisa mengintruksikan kepada semua instansi pemerintah dan menghimbau pengusaha hotel, villa serta restauran di wilayah Kabupaten Bogor untuk membuat sumur resapan. "Kami berharap Pemkab Bogor lebih responsif dan peduli atas situasi yang ada. Air menjadi masalah utama saat hujan besar. Terbukti dampaknya kemarin, longsor dan banjir menyita perhatian kita semua," tegasnya.
Dia juga mengatakan, air begitu banyak masuk ke sungai, sehingga menerjang bangunan di sekitar. "Sudah sepantasnya dibuatkan sumur-sumur resapan di tengah-tengah perkampungan warga , di intansi pemerintah baik, kecamatan, desa, sekolah dan perusahaan," ujar Tedja lagi.
Selain sumur resapan,lanjutnya, perlu juga dibuat embung alias cekungan penampung air di setiap kampung. " Embung juga sangat realistis untuk dibuat. Dengan lahan 100 m2 di tengah-tengah warga, maka air hujan bisa tertampung disana. Atasnya bisa untuk balai pertemuan warga," papar dia.
Hal senada juga disampaikan Khodir Jaelani, Aktivis Ciliwung dari Condet. Menurutnya, sumur Resapan harus bisa menjadi kebijakan kepala daerah."Jika Semua kepala daerah mewajibkan semua bangunan membuat, maka, air yang tertahan oleh ruang tutupam bisa masuk ke sumur resapan dan kembali ke bumi. Tidak lagi lari ke sungai," tuturnya.
(ash/b/suf)