Pada Agustus 2017 lalu pun, kawasan tersebut sempat ditutup menggunakan pagar papan namun sampah tetap dibuang ke kawasan itu hingga menggunung di bahu jalan. Kini, kawasan tersebut sudah berubah drastis menjadi sebuah bangunan yang bahannya hampir seluruhnya terbuat dari kayu. Di depan bangunan tersebut masih terdapat spanduk larangan buang sampah seperti sebelumnya.
Namun di spanduk lain tertulis, "Tempat pengolahan sampah berwawasan lingkungan. Sampah diolah menjadi kompos, pakan ternak, bata ringan, blok beton polimer."Tidak hanya itu di dalam spanduk lainnya juga tertulis, "Instalasi pupuk organik dan gas methan." Menurut warga sekitar, Dedeh (65), warga sekitar sampai saat ini masih membuang sampah langsung ke truk petugas kebersihan seperti yang dilakukan sebelumnya.
"Warga sini masih buang sampah ke truk, tiap senin dan kamis, dua kali seminggu, kalau tempat itu sekarang tempat bikin pupuk," kata Dedeh (65). Ia juga mengatakan bahwa sampah yang diangkut dari warga tidak semuanya dibawa ke pengolahan sampah tersebut.
Serta menurutnya, setelah tempat pengolahan sampah tersebut didirikan, tidak ada lagi warga yang berani membuang sampah ke sana. "Paling pas ngangkut sampah yang dibawa ke sana (tempat pengolahan sampah) cuma dua karung, tapi sekarang udah gak ada lagi yang berani buang sampah ke situ" ujarnya.
(tib/suf)