Caringin-Lahan musala dan kebun di Kampung Tengek Desa Cimande Hilir, Kecamatan Caringin dengan luas 1400 meter persegi yang merupakan tanah wakaf warga Desa Cimande Hilir menjadi polemik karena menjadi salah satu lahan yang terkena pembangunan jalan Tol Bocimi. Warga sepakat menginginkan penggantian lahan yang strategis dan hasil musyawarah. Seperti dikatakan Hudi Tokoh warga Kampung Tengeh, tuntutan warga tetap sama, yakni menginginkan lahan yang sepadan dan tidak terlalu jauh dari pemukiman warga.
“Intinya warga ingin lahan rislah yang sepadan, tidak terlalu jauh dari pemukiman warga dan masih di Kampung Tengek. Jika sudah disepakati lahan rislah, maka silahkan dibongkar dan digusur,” bebernya. Kendati demikian, pada pelaksanaannya terjadi keanehan. Penggantian lahan diam-diam sudah ditentukan seorang oknum yang bekerja di instansi pemerintah di Kabupaten Bogor. Oknum berinisial SN tersebut mengganti lahan wakaf di kawasan Kampung Bojong Menteng dengan luas 5000 meter yang terletak di Desa Cimande Hilir. Namun lahan tersebut ditolak karena tidak sesuai keinginan warga.
"Warga kampung tengek tidak menerima penganti rislah lahan dikampung Bojong menteng karena lahan tersebut jauh dari pemukiman warga, warga ingin penganti lahan dekat dengan pemukiman" ujarnya lagi. Hal senada dikatakan Misri warga Kampung Tengek, lahan rislah sekarang di Kampung Bojong Menteng bukan keinginan warga, melainkan lahan penganti tersebut ditentukan tanpa musyawarah. " Warga tetap tidak mau rislah lokasinya di Kampung Bojong Menteng, melainkan ingin pengantinya masih di Kampung tengek agar warga tidak kejauhan pada saat melakukan ibadah,” tutupnya.
(nto/b/suf)
