Cisarua – Rest area Semesta di Jalan Raya Puncak, Desa Cilember, Kecamatan Cisarua, terancam ditinggalkan para pedagang. Sejak awal dibangun, rest area ini sepi pengunjung bahkan kini mayoritas kios tutup. Rest area yang dibangun Pemkab Bogor bekerjasama dengan PHRI ini merupakan salah satu tempat relokasi bagi Pedagang Kaki Lima (PKL) di Puncak yang tergusur karena berdagang di ruang milik jalan.
Sepinya Rest Area Semesta dinilai merupakan kegagalan Pemkab Bogor. Pasalnya, rest area ini berada di kanan jalan dari arah Puncak. Sementara rest area lain milik swasta semua berada di sebelah kiri Jalan Raya Puncak untuk menampung kendaraan wisatawan menuju Jabodetabek yang hendak membeli oleh-oleh. Ditambah lagi, di Rest Area Semeata minim fasilitas. Dari ratusan kios yang sudah dibangun, kini hanya tersisa 30 kios saja yang terisi. Itupun, para pedagangnya memaksakan diri bertahan meski harus berdagang sepi dari pembeli.
Ketua Komunitas Penggerak Pariwisata (Kompepar) Kabupaten Bogor, M Teguh Mulyana, mengatakan, pembangunan Rest Area Semesta seharusnya lebih memikirkan kenyamanan bagi para pengunjung dan pedagangnya. “Kita bisa lihat, tata letak dan kios yang ada tidak menarik. Seperti, di tengah-tengah ada deretan kios, itu menjadi penghalang bagi bis yang hendak masuk ke sana. Begitu juga, kios-kios yang ada, terlalu kecil. Untuk itu, supaya rest area tersebut rame pengunjung, harus ditata kembali,” ujar lelaki yang akrab dipanggil Bowi ini.
Sementara itu, pembangunan rest area di kebun teh Gunung Mas, Desa Tugu Selatan, terancam mengalami keterlambatan. Karena, di lokasi itu terdapat saluran irigasi yang airnya dipergumakan oleh masyarakat. Pihak pelaksana tidak mendahulukan penanganan saluran irigasi, sehingga disaat melakukan perataan tanah menyebabkan saluran air terkotori lumpur hingga sempat menuai reaksi dari warga setempat.
(ash/b/suf)
