CISARUA – Kondisi jalur Selatan Puncak yang bisa ditembus dari Gadog hingga Cibeureum sangat memprihatinkan. Jalur yang menanjak dan berkelok itu terbilang memiliki lebar yang tidak normal untuk ukuran jalan alternatif sebuah kawasan pariwisata. Jika dua mobil berpapasan, maka salah satu dari kendaraan tersebut harus berhenti untuk menghindari gesekan.
Selain lebar, badan jalan yang berlubang juga menghambat laju kendaraan hingga nampak antrean panjang pada jalur tersebut. Kondisi itu membuat para pengendara tidak nyaman. Ada satu hal lagi yang harus ditertibkan. Yakni, di setiap tikungan sering dijaga anak-anak di bawah umur yang memberitahukan agar kendaraan maju atau berhenti. Itu tentu sangat memprihatinkan. Selain membuat pengendara ragu, juga membahayakan diri sendiri. Padahal yang diharapkan hanya uang receh.
”Padahal sudah dikasih tahu agar mereka (anak-anak, red) tidak melakukannya, tapi tetap ngeyel,” jelas warga Kuta, Kusnadi. Macetnya jalan alternatif lingkar selatan itu banyak dikeluhkan pengendara, terutama mereka yang belum mengenal medan.
”Dikira lewat alternatif bisa lancar. Kalau tahu begini mending lewat jalur utama. Ini mah sama macetnya, malah lebih parah,” ungkap pengendara asal Jakarta, Fanny.
Selain kecil, sambung dia, jalan tersebut cukup membuat spot jantung lantaran banyak tanjakan terjal dan belokan tajam. ”Sampai ngeri tadi saya lewat tanjakan itu (tanjakan Desa Kuta, red),” ungkapnya.
Hal serupa dikatakan warga Bekasi usai liburan di Puncak, Imran. ”Kemarin saya ke Puncak lewat jalur utama, sekarang lewat alternatif, tadi pas di depan ada yang memberi tahu katanya jalur alternatifnya lancar. Padahal samasama macet juga,” tandasnya.(ash/b/suf/py)