Senin, 22 Desember 2025

Dolar Melambung, Pengrajin Tempe Citeko Galau

- Kamis, 6 September 2018 | 09:26 WIB

 METROPOLITAN - Nilai tukar rupiah ter­hadap dolar semakin melemah yakni tembus di angka Rp15.000 per dolar. Puluhan perajin tempe di Kampung Citekopeuntas, Desa Citeko, Kecama­tan Cisarua pun waswas. Mereka kha­watir jika dolar naik harga kacang kedelai akan ikut naik. Hal ini lantaran kedelai masih impor dari luar negeri.

Seorang perajin tempe, Sobirin, men­gatakan, saat ini belum ada kenaikan kacang kedelai. Ia masih membeli kedelai seharga Rp380.000 per karung dengan berat 50 kilogram. Artinya, belum ada kenaikan harga tempe di pasaran. ”Ukuran tempe masih normal dengan harga jual yang sama. Mulai dari Rp2.000 hingga Rp8.000 per sasak,” katanya. Meski begitu, ia memastikan harga kacang kedelai akan naik. Sebab, se­belumnya pernah mengalami hal yang sama. ”Kalau dolar naik, ya kacang kedelai pasti naik,” ujarnya. Sobirin berharap kenaikannya tidak terlalu tinggi. Sebab, perajin tempe sulit menaikkan harga tempe di pa­saran saat kondisi seperti ini. ”Pem­beli kan nggak tahu harga dolar naik. Yang mereka tahu, kemarin harga tempe sekian, sekarang ya harus sama,” bebernya. Senada, perajin tempe lainnya, Asep, menambahkan, saat ini tempe yang dibuat masih menggunakan kacang kedelai yang lama. ”Belum tahu harga kedelai sudah naik apa belum, karena saya masih menggunakan kacang kedelai harga lama,” katanya. Jika harga kacang kedelai naik, oto­matis harus menaikkan harga jual demi menyelamatkan usaha dan hukum pasar. ”Paling menyiasatinya dari ukuran. Harga tidak naik, hanya ukuran yang lebih kecil,” tandasnya.(ash/b/suf/py)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

PTPN 1 Regional 2 Pasang 6 Plang di Lahan Ilegal Puncak

Jumat, 13 September 2024 | 18:48 WIB
X