METROPOLITAN - RENTETAN kejadian bencana alam yang terjadi di wilayah puncak kurun waktu beberapa bulan ini, tidak hanya berimbas kepada lalu lintas dan merosotnya penjualan pedagang disekitar wilayah sana. Tapi juga berimbas kepada sektor pariwisatanya. Tentu, kejadian longsor dan tanah retak menjadi kekhawatiran masyarakat, mengingat sejumlah tempat wisata di daerah puncak berada di dataran tinggi. Nyatanya, terlihat terhadap pengurangan jumlah pengunjung yang hendak berlibur disana. Salah Satunya, Taman Wisata Matahari (TWM) yang berlokasi di Desa Leuwimalang, Kecamatan Cisarua. Destinasi wisata ini, sempat mengalami penurunan jumlah pengunjung cukup drastis pasca kejadian bencana longsor yang terjadi di kawasan Riung Gunung pada bulan Februari 2018. Event Manager TWM, Ilham membenarkan, tantangan bagi penyelenggara wisata di kawasan Puncak, terjadi pasca kejadian bencana. Lanjutnya, meski kejadian bencana seperti longsor tidak terjadi di daerah wisata, image dari peristiwa longsor Puncak memberikan imbas yang cukup signifikan. “Informasi bencana di Puncak yang beredar melalui medsos, pemberitaan dan lain sebagainya menjadikan image wisatawan bahwa puncak terdampak bencana secara merata. Padahal, longsor tersebut bukan di daerah kita,” ungkapnya, Imbasnya, pengurangan jumlah pengunjung. “Waktu itu, dikarenakan puncak ada bencana longsor, TWM sendiri pengunjungnya berkurang sampai 50 persen,” tambah Ilham. (rb/suf)