CIGOMBONG - Usai diresmikan Presiden Joko Widodo, beroperasinya Jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) Seksi I dirasa tidak memberikan dampak yang cukup terasa. Kemacetan yang kerap terjadi di kawasan Jalan Raya Ciawi-Sukabumi hanya berpindah tempat. Semula di ruas Ciawi-Caringin beralih ke simpang Cigombong, Desa Watesjaya. Saat ini warga tengah menantikan pemerintah untuk melakukan pekerjakan Tol Bocimi Seksi II dengan rute Cigombong-Cibadak Barat-Sukabumi. Warga Caringin, Kecamatan Caringin, Oktanu Wijaya (31), mengatakan, keberadaan Tol Bocimi memberikan dampak yang baik bagi sebagian masyarakat. ”Sekarang warga dari Kecamatan Caringin jarang yang mengalami kemacetan hingga Ciawi. Tapi sebaliknya ke arah Cigombong justru padat arus lalu lintasnya,” katanya. Dia berharap, keberadaan Tol Bocimi dapat mengkonversi jumlah kendaraan besar yang melintas pada jalur Eksisting. Sebab, hingga detik ini kondisi arus lalu lintas masih didominasi truk bermuatan besar. ”Harusnya karena sudah ada tol, truk besar yang melintas diarahkan ke Bocimi. Memang ini cukup meresahkan,” jelasnya. Pengamat Transportasi, Budi Arif, mengatakan, keberadaan Tol Bocimi Seksi I tidak akan mengatasi kemacetan sepenuhnya. Kepadatan atau kemacetan akan meluas hingga Cigombong. Di titik inilah terjadi penyempitan, mengingat hanya satu akses keluar masuk tol. “Risiko kemacetan akan terjadi. Arus lalu lintas dari Jakarta-Bogor itu kan tinggi. Mereka yang jalan nasional atau Tol Bocimi akan ketemu di satu titik, yaitu di Cigombong,” jelasnya. Sementara itu, pimpinan proyek (Pimpro) Tol Bocimi dari PT TJT, Joko Susilo, menjelaskan, pihaknya memproyeksikan pekerjaan untuk Tol Bocimi seksi II akan dilakukan pada Januari 2019.”Proyeksinya pengerjaan akan dilakukan Januari 2019, karena terkendala pembebasan lahan,” tutupnya. (ash/b/suf/py)