Senin, 22 Desember 2025

Dulu Pengusir Hama, Sekarang Jadi Alat Musik Sunda

- Senin, 22 Juli 2019 | 11:34 WIB

Karinding salah satu alat musik terbuat dari bambu yang digunakan para leluhur sejak dalu. Namun akibat arus modernisasi, alat musik ini kurang digemari anak muda zaman sekarang. Masyarakat Desa Sukaharja masih melestarikan alat musik Karinding ini.

SALAH satunya yang masih me­lestarikan adalah Paguyuban Sama­gaha pimpinan Sutisna dan Yudi Irawan atau yang biasa dipanggil Tunggul Awi dari Paguyuban Tung­gul Awi. Paguyuban ini beralamat di Kampung Pondokbitung RT 02/02. Pembina Paguyuban Samagaha Su­tisna menuturkan, paguyuban ini sudah ada sejak empat tahun lalu. Tujuannya menjaga tradisi budaya tradisi sejak lama ada namun kini hampir tidak terdengar lagi di setiap pelosok desa. ”Saya bersama teman saya ini (Yudi, red) mencoba men­jaga tradisi kearifan lokal. Salah satunya alat musik etnik karinding,” katanya.

Menurut Sutisna, musik karinding dulunya alat pengusir hama. Namun lambat laun menjadi alat musik seni Sunda yang sangat indah. Dengan banyaknya bambu di setiap pelosok desa, membuat dirinya memanfaat­kannya sebagai alat musik. Ia menga­ku miris kesenian tradisional sema­kin hilang dan kalah dengan musik modern. ”Kita manfaatkan bahan yang ada di sekeliling kita, yaitu Bambu. Musik dari bambu ini ada­lah warisan dari orang tua atau lelu­hur kita. Kearifan lokal yang ada ini mulai tergeser dengan musik modern yang lebih banyak negatifnya dari pada positifnya,” ujarnya.

Ia berharapa musik tradisional karinding ini,dapat terus dikembang­kan oleh pemerintah daerah,sehingga musik warisan leluhur tidak punah ditelan jaman.

”Saya harap untuk tetap eksis,perlu adanya campur tangan pemerinth khususnya pemerintah kabupaten Bogor,agar memperhatikan paguy­uban atau sanggar musik tradisional ini,dengan cara mengundang para pecinta musik karinding,”ucapnya.

PJS Kepala Desa Sukaharja Ade Hidayat ,menerangkan banyak wi­sata yang terus dikembangkan oleh pemerintah Desa,selain hutan pinus,gua langkop,situs bersejarah, dan kampung wisata,serta musik karinding,”ini semua sebagai bentuk kepedulian kita terhadap warisan leluhur kita yang harus kita jaga,makanya pada hari ini kita ada­kan musyawarah dengan masyara­kat gimana caranya agar deswita dapat terjaga dengan baik,dan juga dapat mensejahtrakan warga,”ujarnya. (nto/b/els)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Tags

Terkini

PTPN 1 Regional 2 Pasang 6 Plang di Lahan Ilegal Puncak

Jumat, 13 September 2024 | 18:48 WIB
X