CIAWI - Target konstruksi dua bendungan, yakni Bendungan Ciawi dan Bendungan Sukamahi, meleset dari target. Melesetnya penyelesaian konstruksi dua bendungan di wilayah selatan Kabupaten Bogor itu diungkap Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC), Bambang Hidayah.
Rencana awal, kedua bendungan tipe dry dam yang dibangun sebagai pengendali banjir di kawasan Jakarta itu ditargetkan rampung akhir tahun ini. ”Ada perbaikan jadwal, selesainya sekitar akhir 2020” katanya.
Pembebasan lahan, menurut Bambang, menjadi salah satu kendala lambannya pengerjaan konstruksi yang dilaksanakan. Sekadar diketahui, pembangunan Bendungan Sukamahi membutuhkan lahan sekitar 46,6 hektare dengan anggaran Rp436,97 miliar. Sedangkan Bendungan Ciawi 76,6 hektare dengan anggaran Rp798,3 miliar.
Saat ini pembebasan lahan sendiri telah mencapai 80 persen untuk Bendungan Ciawi dan 85 persen untuk Bendungan Sukamahi. ”Sekarang untuk Ciawi sudah 21 persen konstruksinya, Sukamahi sudah 24 persen,” terangnya.
Sesuai data teknis, proses reduksi banjir akan dimulai dari Bendungan Ciawi. Tanpa bendungan, debit air di Sungai Ciliwung mencapai 365 meter kubik per detik. Sementara dengan adanya bendungan debit air turun menjadi 253,25 meter kubik per detik. Artinya terjadi penurunan hingga 30,6 persen.
Reduksi dilanjutkan dengan keberadaan Bendungan Sukamahi, Bendungan Katulampa, pos pantau di Depok hingga Pintu Air Manggarai.
Di Bendungan Sukamahi misalnya, bila tanpa bendungan debit air mencapai 56,52 meter kubik per detik. Setelah ada bendungan turun menjadi 41,05 meter kubik per detik. Sementara debit air di Bendung Katulampa akan turun menjadi 427,84 meter kubik per detik dari sebelumnya 563,11 meter kubik per detik.
Adapun debit air di Pintu Air Manggarai turun 11,9 persen dari 655,03 meter kubik per detik menjadi 577,05 meter kubik per detik. (kps/els/py)