METROPOLITAN - MEGAMENDUNG Meskipun diberikan masa perpanjangan kerja hingga akhir Desember 2019, proyek pembangunan Bendungan Ciawi (Cipayung) dan Bendungan Sukamahi belum mencapai 50 persen. Hal ini pun menjadi perhatian serius Komisi V DPR RI, hingga para wakil rakyat ini dari Gedung DPR RI di Senayan, Jakarta melakukan kunjungan kerja ke Bendungan Ciawi (Cipayung) di Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor, kemarin. "Bukan hanya di Kabupaten Bogor, di kabupaten atau kota lain 40an proyek pembangunan bendungan juga belum selesai pekerjaannya karena banyak hal seperti belum tuntasnya pembebasan lahan seperti halnya di Bendungan Ciawi (Cipayung) dan Bendungan Sukamahi, Megamendung, Kabupaten Bogor," ucap anggota Komisi V DPR RI Herson Maluyu. Politisi PDI Perjuangan ini menambahkan seharusnya upaya pembebasan lahan ini sudah tuntas jauh - jauh hari hingga tidak menghambat proses pembangunan Bendungan Ciawi (Cipayung) dan Bendungan Sukamahi. "Saat ini progres pembangunan dua proyek bendungan di Kabupaten Bogor ini baru diangka sekitar 45 persen, hal itu bukan karena ketersiapan dana tetapi karena lambatnya proses pembebasan lahan hingga target proyek bernilai triliunan rupiah ini diundur hingga akhir tahun 2020," tambah mantan Bupati Bolaang Mongondow Selatan, Provinsi Sulawesi Utara. Sementara itu, Kepala Pusat Bendungan Kementerian PUPR, Ni Made Sumiarsih, menyebutkan, bahwa progres pengerjaan pembangunan bandungan Ciawi dan Sukamahi, Kabupaten Bogor, terkendala akibat pembebasan lahan yang belum selesai. Ia mengatakan, progres pengerjaan kedua bendungan yang mengaliri sungai Ciliwung ini dibahas pada akhir tahun 2016. Akan tetapi pengerjaannya baru bisa dilaksanakan pada awal 2017 dan selesai kontrak pada awal tahun 2021. “Jadi sebetulnya kami mulai bekerja itu tahun 2016 akhir, dan mulai dikerjakan tahun awal 2017 dan ini tanahnya masih banyak pada waktu itu yang belum semuanya dibebaskan,” katanya kepada Bogordaily.net, ketika ditemui di Bendungan Ciawi, Kamis (23/1/2020). Ni Made sapaan akrabnya menjelaskan, proses pengerjaan bendungan Ciawi pada awal 2020 ini baru mencapai 44,97 persen dengan lahan yang sudah dibebaskan 92,19 persen. Sedangkan, proses pengerjaan bendungan Sukamai proses pengerjaanya baru mencapai 37 persen dengan lahan yang sudah dibebaskan 90,31 persen. “Kita terkendala dari pembebasan lahan, kalau proses pengerjaannya sendiri bisa cepat jika pembebasan lahan ini sudah 100 persen dibebaskan,” jelasnya. Ni Made juga menhelaskan , kapasitas penampungan air di bendungan Ciawi sendiri mencapai 6,05 juta meter kubik, dengan debit banjir 111,75 meter kubik per detik. Untuk biaya penyelesaiannya sendiri yaitu sebesar Rp798,7 miliar dengan masa pelaksanaan akhir 2016 Desember sampai Mei 2021. Sedangkan untuk kapasitas penampungan air di Bendungan Sukamahi sendiri mencapai 1,68 juta meter kubik dengan debit banjir 15,47 meter kubik per detik. Biaya yang dikeluarkannya sendiri sebanyak Rp453,66 miliar. Meski begitu, Made yakin penyelesain dua bendungan ini tepat waktu asalkan dengan catatan semua lahan sudah dibebaskan. “Insyaallah yakin selesai, gimana kita mau mengerjakan kontruksi kalau lahan belum semua dibebaskan,” tukasnya. Terpisah, Pimpinan proyek Bendungam Ciawi (Cipayung) dari PT Abipraya-Sacna KSO, Wima Regianto menambahkan, untuk mempercepat proses pembangunan Bendungan Ciawi (Cipayung) dan agar proyek multi years ini tepat waktu, akan melakukan berbagai upaya. "Asalkan cuaca mendukung, kami siap menambah alat berat dan menambah pekerja hingga pekerjaan pembangunan Bendungan Ciawi (Cipayung) bisa diselesaikan tepat waktu," katanya. (bdn/ink/els)